QIYAMUL LAIL
IBADAH RUHIYAH DAN JASADIYAH
Sepertiga malam terakhir adalah
waktu yang sangat berharga dan sangat penting untuk melakukan ibadah. Ibadah
yang biasa dilaksanakan adalah dzikir, tilawah, istighfar dan qiyamul lail.
Qiyamul lail merupakan ibadah yang memiliki dimensi ruhiyah dan jasadiyah.
Secara ruhiyah Qiyamul lail
merupakan shalat yang utama sesudah shalat fardhu. Ibadah ini sangat penting
dalam mempersiapkan para da'i secara ruhiyah, sehingga Allah mewajibkan ibadah
ini bagi Rasulullah saw dan menyunahkannya bagi kaum muslimin.
Qiyamul lail merupakan latihan
mujahadah melawan syaithan, diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud seorang laki-laki
yang tertidur pulas sampai pagi, Rasulullah saw mengatakan laki-laki itu
dikencingi syaithan telinganya. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa ketika
seseorang tidur syaithan mengikatkan tiga ikatan, setiap ikatan diikat dengan
perkatan, " malam masih panjang maka tidurlah". Jika orang itu bangun
dan membaca do'a terlepaslah satu ikatan. Jika dia berwudhu terlepasalh satu
iakatan, dan jika dia shalat terlepasalh semua ikatan. Maka dia akan menjadi
seorang yang rajin dan baik kepribadiannya, tetapi jika dia tidak melakukan tiga
hal itu maka dia menjadi malas dan berkepribadian buruk.
Qiyamul lail merupakan neraca keta'ataa
hamba kepada tuhannya. Karena hanya orang-orang yang ta'at yang bisa
melakukannya. Seorang laki-laki bertanya kepada seorang shalihin : " saya
tidak sanggup melaksankan qiyamul lail, maka tunjukanlah obatnya, orang sahlih
itu berkata : " jangan bermaksiat kepada allah disiang hari, maka Dia akan
membangunkanmu dihadapannya dimalam hari". Sufyan Tsauri mengatakan :
" saya terhalang dari qiyamul lail selama lima bulan gara-gara satu
kemaksiatan kepada Allah".
Qiyamul lail merupakan kenikmatan
bagi palakuknya. Abu Sulaiman berkata : "qiyamul lail lebih nikmat bagi
pelakuknya, melebihi kenikmatan ahli maksiat dengan kemaksiatannya, kalaulah
bukan karena qiyamul lail tidak ada gunanya aku hidup didunia". Ibnu
Munkadir berkata : "kenimatan dunia yang tersisa hanyalah qiyamul lail,
bertemu dengan ikhwan dan shalat jama'ah.
Qiyamul lail adalah waktu
diijabahnya do'a. seorang wanita dikota Bagdad dizhalimi oleh seorang penguasa.
Maka dia mengadukan hal itu kepadanya. Tetapi penguasa itu tidak menggubrisnya,
bahkan dengan sombong mengatakan : " mintalah pada tuhanmu, mintalah pada
sepertiga malam terakhir ". maka wanita itu melakukannya. Beberapa waktu
sesudah itu penguasa itu dipecat dan dijebloskan kepanjara. Ketika berjumpa
dengannya, wanita itu mengatakan : "terima kasih Allah telah mengabulakan
do'a saya sebagaimana yang kamu anjurkan".
Qiyamul lail mewariskan Mahabatullah
dan kecerahan diwajah pelakunya. Imam Hasan Al-Basri ditanya, kenapa
orang-orang yang tahajjud dimalam hari wajahnya cerah disiang hari ? beliau
menjawab : "mereka berkhlawat dengan Allah, maka Allah memberikan sebagian nur-Nya kepadanya".
Disamping itu qiyamul lail salah
satu obat hati. Karena shalat yang dilakukan dikeheningan malam itu,
mengantarkan orang yang menunaikannya menjadi lebih dekat dengan Allah. Hati
yang dekat dengan Allah adalah hati yang tenang dan damai.
Orang yang rindu qiyamul lail adalah
orang yang memiliki kadar keikhlasan lebih. Ia rela untuk meninggalkan tidurnya
demi bersimpuh dihadapan Khaliqnya. Sehingga Allah memuji mereka dengan orang
yang menjauhkan lambungnya dari peraduan.
Disamping dimensi ruhiyah diatas
qiyamul lail juga memiliki dimensi jasadiyah. Banyak kalangan mengatakan bahwa
masa tidur ideal adalah 6 s/d 8 jam. Karena itu merupakan waktu yang cukup
untuk istirahat dan mengumpulkan energi untuk sktivitas di paga harinya. Namun
ilmuwan Ray Meddis berpendapat bahwa masa tidur yang sempurna hanyalah 3 s/d 4
jam saja. Seseorang akan mengalami deep sleep dalam waktu itu. Sisa waktu yang
lain dapat dignakan untuk bermunajat kepada Allah.
Fadhalla Khairi, seorang ilmuwam
muslim Mesir mengatakan Qiyamul lail merupakan panduan bagi seorang muslim untuk
mencapai keseimbangan. Di sisa istirahatnya, tiga jam masa efektif tidur malam,
maka iapun mestinya bangun untuk menjalankan aktivitas yang bermanfa'at. Dan
bangun diwaktu malam merupakan aktivitas yang sangat bermanfa'at.
Ia menambahkan, pada sa'at itu
energi di dalam tubuh seseorang berada dalam kondisi rendah. Selain itu, medan
refleksi juga begitu bersih. Dampaknya akan meningkatkan intuisi seseorang dan
kesadaran diri untuk mampu mengendalikan emosi negatif.
Menurut Khaeri, pada sa'at seseorang
menggelar sajadah untuk menunaikan shalat tahajjud, ia berada dalam kondisi
layaknya orang melakukan relaksasi dan meditasi atas kelejar pineal. Ini akan
menspiritualkan intelektual seseorang disertai dengan kemampuan personal untuk
mendekatkan diri kepada Allah serta menjalin hubungan yang harmonis sesama
manusia.
Kelenjar pineal itu mulai bekerja
sejak matahari terbenam. Kelenjar itu memproduksi hormon melatonin dalam jumlah
besar dan mencapai puncaknya pada jam 02.00 s/d 03.00 dini hari. Hormon inilah
yang kemudian menghasilakn turunan asama amino triptophan dalam jumlah besar.
Tahajjud menjadi sarana untuk mempertahankan melatonin dalam jumal yang stabil.
Selanjutnya melatonin ini akan
membentuk sistem kekebalan tubuh dan membatasi gerak pemicu tumor seperti
estrogen. Disamping itu melatonin yang terdapat dalam diri anak-anak sebanyak
120 picogram, akan berkurang dengan bertambahnua usia, mulai pada usia 20 s/d
30 tahun. Selain secara alami berkurang melatonin juga akan berkurang
disebabkna pengaruh eksternal. Seperti tidur larut malam karena begadang, medan
elektromagnetik, polutan kimia se[erti pestisida yang menyebabkan penyakit
tekanan darah tinggi dan sakit kepala. Dan penurunan daya tahan tubuh. Begitu
juga kafein, teh hitam dan soda juga
mengakibatkan berkurangnya antioksida melatonin.
Oleh sebab itu yang harus
diperhatikan seorang muslim untuk kebugaran dan kesehatan tubuhnya, bukanlah
kuantitas tidur. Tetapi justru kualitas tidur. Waktu tiga jam cukup untuk sleep
deep.
Tahajjud
tak hanya memberikan memeberikan pengaruh pada kondisi melatonin. Gerakan
ibadah disepertiga malam terakhir ini juga memberikan pengaruh tertentu pada
tubuh. Paling tidak, pada sa'at berdiri tegak dan mengangkat tangan ketika takbir secara tidak langsung akan
membuat rongga toraks dalam paru-paru membesar.
Ini akan mengakibatkan banyaknya oksigen kedalam paru-paru.
Ada
kesegaran yang dirasakan ketika seseorang dapat menghirup udara segar kedalam
paru-parunya. Dikeheningan malam itu, pada sa'at sujud, seluruh berat dan daya
badan dipindahkan sepenuhnya pada otot tangan, kaki, dada, perut, leher dan
jari kaki. Proses ini secara berulang-ulang sehingga beberapa raka'at shalat.
Setelah
oksigen masuk ke dalam paru-paru ia akan diedarkan ke seluruh tubuh dengan
lancar karena adanya pergerakan otot selama ruku' dan sujud. Selain itu dalam
shalat seseorang juga melakukan gerakan duduk diantara dua sujud dan yahiyyat
yang menyebabkan adanya gerakan tumit, pangkal paha, jari tangan dan jari-jari
kaki yang menyebabkan lancarnya peredaran oksigen.
Wallahu 'alam...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar