Jumat, 15 Januari 2016

Kertas yang Ternodai

KERTAS YANG TERNODAI

Selayaknya sebuah buku yang memiliki lembaran-lembaran putih, bersih tanpa noda saat pertama kita membuka lembaran yang sudah penuh dengan catatan. Lembaran pertama kemudian kedua kemudian ketiga dan seterusnya. Ketika kita rasa sudah cukup membuat catatan yang indah saat ini, dan sudah semesttinya kita membuka lembaran baru yang siap kita catat kembali. Alangkah senangnya ketika kita masih memiliki lembaran –lembaran baru yang masih putih dan bersih tanpa setitik noda diatasnya.

Namun dengan tak sengaja dan tanpa aku sadari setelah hampir di ujung aku menutup buku yang sudah lama aku tuliskan catatan yang indah, ternyata aku dapati lembaran kertas yang saat ku buka ternyata sudah terdapat noda yang hitam pekat, bercak itu yang membuat aku sedih dan mau tak mau aku harus tetap membuat catatan pada kertas itu, karena tak mungkin aku berpindah kepada lembaran baru yang belum saatnya, begitulah perjanjiannya. Sebuah kesalahanku yang tak mampu menjaga lembaran itu tetap putih namun ternodai. Betapa ingin ku menangis akan lembaran ini, penuh dengan noda dan saat ku memandangnya rasanya tak kuasa, namun apa daya karena apapun ini adalah bukuku, ini adalah catatanku yang harus aku tulis catatanku untuk menjadi sebuah karangan indah pada akhirnya. Sedikit demi sedikit aku mencoba untuk menghapus semua noda ini, agar tulisanku di lembaran ini mampu terbaca, namun kembali apa daya, noda itu telah membekas dan begitu sulit aku bersihkan. Ketika putih ini sudah terjatuhi karena sebuah noda maka akan tetap meninggalkan cidera.

Rasanya ingin putus asa, hampir saja aku menyerah dengan lembaran ini. Dimana saat itu bagiku aku sekaan mendapati lembaran terburuk yang akan selalu ku ingat. Dan segala puji bagi Allah yang masih memberikan kekuatan kepadaku ini. Aku harus tetap memberikan catatan pada lembaran ternoda ini. Biarlah orang lain tak mampu membacanya namun aku dan Dia akan sanggup membaca bahkan memahaminya. Tetes air mata yang aku jatuhkan dalam lembaran ini pun membuat hitam ini sedikit memudar, akan segala penyesalan dan kebodohan aku yang ceroboh tak mampu menjaga lembaran putih yang sudah diberikan. Sebuah kesalahanku yang aku lakukan dan harus aku selesaikan. Aku yang memiliki maka aku yang bertanggung jawab terhadap apa yang kumiliki.

Allah memberikan ku kekuatan dan kesempatan untuk kesekian kalinya Allah Maha Penyayang dan Maha Pengasih  ku dapati sebaris garis dan masih putih dalam lembaran ini yang hampir saja semuanya hitam kelam. Apa pun itu aku bersyukur dan berterimakasih kepada Tuhanku (Allah) yang tak pernah lelah mengampuni diri ini yang ceroboh dan selalu mebuat kekecewaan kepada Nya.

Segala puji bagi Allah aku panjatkan, karena aku merasa tenang saat diri ini masih memiliki kesempatan lembaran putih kembali. Dan aku harus terima semua yang terjadi dengan catatanku, saat semua lembaran terkumpul dan menjadi sebuah penilian bagi yang membacanya. Sehingga sebuah nilai dan kesan terhadap pencatatnya akan terasa mendamaikan atau sebaliknya.

Tak mengapa, ini adalah sebuah lembaran yang hitam namun berkesan, dimana di kesempatan selanjutnya aku harus mampu berusaha kembali menjaga lembaran kertas putih ini tetap putih tanpa ada noda bercak yang tak pernah diharapkan. Kemudian lembaran putih ini akan ku catatkan sebuah catatan indah yang bisa membuat sebuah kedamaian bagi diriku dan pemabacanya bahkan terlebih kepada Dia (Allah) Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.


Segala puji bagi Allah aku panjatkan kembali tiada henti-hentinya. Semoga Allah menjagaku juga menjaga lembaran lembaran putih ini untuk menjadi catatan yang mulia di sisi Nya. Aamiin Ya Rabbal Alamin…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

DESKRIPSI

Sebuah cerita perjalanan Hidup seorang Hamba Allah dalam mencari ridho dan cinta Nya...

HORMAT SAYA

Salam Hangat kami sampaikan... Terima Kasih atas kunjungan sahabat... Semoga media ini bisa bermanfaat dan bisa menjadi wasilah bersilaturahim sebagai hamba Allah..