BAHAYA DUSTA
Lidah termasuk nikmat Allah SWT yang sangat besar bagi
manusia. Kebaikan yang diucapkannya melahirkan manfaat yang luas, dan kejelekan
yang dikatakannya membuahkan keburukan yang panjang. Barangsiapa mengumbar
lidah dan melepaskan kekang yang mengendalikannya, maka syaitan akan masuk
untuk memanfa'atkanya. Sehingga dia terperosok kedalam jurang curam yang
berbahaya.
Umat manusia tidak akan selamat dari kejahatan lidah,
kecuali bila dia mengikatnya dengan kendali syar'i. Sehingga tidak berbicara
kecuali tentang hal yang bermanfa'at di dunia dan akhirat. Lidah bisa membuat
anggota-anggota tubuh melakukan maksiat, karena tidak sukar untuk
menggerakkannya. Dia adalah alat paling penting yang bisa dimanfa'atkan syaitan
dalam menjerumuskan manusia.
Kedua mata , amalnya hanya terbatas pada memandang. Kedua
telinga fungsinya hanya terbatas pada mendengar, dan tangan hanya bisa
menyentuh. Sedangkan lidah, sekalipun kecil, mampu menjangkau segala sesuatu.
Baik yang haq maupun yang bathil, menolak atau menerima, ta'at atau maksiat,
keimanan maupun kekufuran.
Berdusta termasuk salah satu penyelewengan lidah. Ia
merupakan penyalit jiwa. Bila tidak segera diobati maka pelakunya akan terjerumus
ke dalam neraka, tempat menetap yang paling buruk.
Berdusta adalah mengatakan sesuatu yang tidak sesuai
dengan kenyataan, berdusta merupakan salah satu ciri orang munafik sebagaimana
firman Allah SWT :
إذا جاءك المنافقون قالوا نشهد إنك لرسول الله والله يعلم إنك لرسوله والله يشهد إن المنافقين لكذبون
Bila datang
kepadamu orang-orang munafik, mereka berkata, " Kami bersaksi bahwa engkau
adalah Rasulullah. Sedangkan Allah mengetahui bahwa engkau Rasulullah. Dan
Allah menyaksikan bahwa orang-orag munafik itu adalah pendusta (QS Al-Munafikun
: 1)
Berdusta termasuk perbuatan yang
berbahaya, karana termasuk perbuatan haram yang bias menyeret pelakunya kedalam
jurang api neraka. Kesenangan berdusta bias menjadi karakter pelakunya dan
sulit menghilangkannya. Rasulullah SAW bersabda :
وإن الكذب يهدي إلى الفجور , وإن الفجور يهدي إلى النار وما يزال الرجل يكذب ويتحرى الكذب حتى يكتب عند الله كذابا
Sesungguhnya dusta
itu menuntun kepada kekejian dan kekejian itu menuntun ke dalam neraka. Tidak henti-hentinya seseorang berdusta dan membiasakan diri dalam
berdusta. Sehingga dicatat disisi Allah sebagai pendusta. (HR Mutafaqun Alaih)
Seorang pendusta, sekalipun mencoba menutupi dirinya,
tetapi mau tidak mau, cepat atau lambat, Allah akan membukanya. Seorang
pendusta akan terhina karena dosanya. Sehingga tidak aneh kalau dia tidak
mempunyai banyak kerabat dan jauh dari saudara dan temannya.
Pepatah mengatakan, "sekali lancung keujian seumur
hidup orang tak akan percaya". Kepercayaan orang tergantung kepada
kejujuran pribadi bersangkutan. Kalau hewan yang dipegang adalah tali
kendalinya, kendaraan yang dipegang adalah stirnya. Tetapi manusia yang
dipegang adalah perkataan dan ucapannya. Kalau orang kata-katanya sudah tidak
bisa dipegang maka apalagi yang bisa dipercaya dari orang tersebut.
Kejujuran
adalah sifat kaum beriman, ciri masyarakat Islam dan lambang pergaulan dan
keharmonisan sesama muslim. Ukhuwah akan langgeng dan bersemi jika kejujuran
mendasarinya. Tetapi ketika dusta sudah merasukinya, maka ukhuwah terasa
hambar, keharmonisan akan terganggu, dan keretakan hubungan akan mengancam
sebuah komunitas.oleh sebab itu mari hiasi hidup dengan kejujuran jangan kotori
kesucian ini dan keserasian dengan kebohongan dan dusta. Rasulullah mengatakan
seorang mukmin mungkin berzina, mungkin mencuri karena kelalaiannya. Tetapi
tidak untuk berdusta.
PENGARUH BURUK DUSTA
Dusta mempunyai beberapa
pengaruh buruk. Seandainya hal ini disadari oleh para pendusta, pasti akan
meninggalkan kebiasaan dustanya. Dan kembali bertobat kepada Allah SWT. Berikut
pengaruh buruk dusta :
1.Menyabarkan keraguan diantara manusia.
Keraguan artinya bimbang
dan resah. Ini berarti seorang pendusta selamanya menjadi sumber keresahan dan
keraguan. Dan menjauhkan ketenangan pada orang jujur. Rasulullah SAW bersabda :
دع ما يريبك إلى ما لا يريبك , فإن الصدق طمأنينة والكذب ريبة
Tinggalkan
apa-apa yang membuatmu ragu, dan ambil apa-apa yang tidak meragukanmu. Karena
sesungguhnya kejujuran itu adalah ketenangan dan dusta itu adalah keraguan. (HR
Tirmidzi)
2.Terjerumus
kedalam salah satu tanda munafik.
Kemunafikan
merupakan sifat yang dibenci Allah SWT. Orang munafik
akan menempati kerak neraka yang paling bawah. Berdusta merupakan salah satu
kemaksiatan yang mendekatkan seseorang dengan kemufikan. Rasulullah saw
bersabda :
أربع من كن فيه كان منافقا خالصا , ومن كانت فيه خصلة منهك , كانت فيه خصلة من نفاق حتى يدعها , إذا اؤتمن خان , وإذا حدث كذب , وإذا عاهد غدر , وإذا خاصم فجر
Ada empat hal, barang
siapa yang memilki semuanya, maka dia munafik sejati. Dan barangsiapa yang
memiliki salah satu diantaranya, berarti dia mempunyai satu jenis sifat munafik
hingga dia meninggalkanya. Yaitu bila dia diberi amanah dia berkhianat, bila
berkata dia dusta, bila berjanji dia mengingkari, dan bila berselisih dia
membongkar rahasia. (HR Muttafaq Alaih)
3.Hilangnya keberkahan harta.
Syaithan menjanjikan keuntungan bagi orang yang menyisipi
perdagangannya dan pernyataannya dengan dusta dan tipu muslihat. Hal ini
terjadi pada orang yang mencintai harta dunia, jabatan, kekuasaan dan rakus
mempertahankanya. Keuntungan harta yang didapatnya hanya akan membuat dirinya
resah dan risau. Hatinya dihantui oleh rasa bersalah dan kebohongan yang
dilakukanya, dia sibuk memata-matai orang lain karena khawatir kebohongan itu
terbongkar.
Allah menjanjikan keberkahan bagi orang yang jujur dan
mencabut keberkahan dari pedagang dan orang yang berdusta dalam mencari harta.
Rasulullah SAW bersabda :
البيعان بلخيار ما لم يتفرقا , فإن صدقا وبينا بورك لهما في بيعهما وإن كتما وكذبا محقت بركة بيعهما
Penjual
dan pembeli itu berada dalam khiyar selama keduanya belum berpisah. Bila
kedunya jujur dan menjelaskan cacat barangnya. Maka mereka akan diberkahi dalam
jual belinya. Bila keduanya menyebunyikan cacat barangnya dan disisipi dusta,
maka dicabutlah barokah dalam jual beli yang dilakukannya. (HR Muttafaq Alaih)
4. Hilangnya
kepercayaan.
Sesungguhnya selama dusta menyebar dalam kehidupan
masyarakat. Maka hal itu akan menghilangkan kepercayaan di kalangan kaum
muslimin. Memutus jalan kasih sayang diantara mereka. Sehingga menyebabkan
tercegahnya kebaikan dan menjadi penghalang sampainya kebaikan kepada orang
yang berhak menerimanya.
5. Memutarbalikan kebenaran.
Diantara pengaruh buruk dusta adalah memutarbalikan
kebenaran. Hal itu disebabkan para pendusta suka mengubah kebenaran menjadi
kebathilan, kebathilan menjadi kebenaran dalam pandangan manusia. Yang ma'ruf
menjadi mungkar, dan yang mungkar menjadi ma'ruf. Sebagaimana para pendusta
suka menghiasi keburukan sehingga seolah-olah menjadi baik dalam pandangan
manusia. Dan memburuka-burukan yang baik sehingga berubah menjadi buruk. Itulah
perniagaan para pendusta.
Kaum muslimin diharapkan
berhati-hati dari para pendusta yang suka memutar balikan fakta dengan
kemampuan presentasi yang meyakinkan dan bisa memepngaruhi orang-orang yang
tidak punya hujah. Allah melukiskan gambaran mereka dalam Al-Qur'an sebagai
salah satu ciri kemunafikan :
وإذا رأيتهم تعجبك أجسامهم , وإن يقولوا تسمع لقولهم كأنهم خسب مسندة , يحسبون كل صيحة عليهم هم العدو فاحذرهم قاتلهم الله أنى يؤفكون.
Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum.
Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah
seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira semua teriakan tertuju kepada
mereka. Mereka itulah musuh yang
sebenarnya. Maka waspadalah terhadap mereka. Semoga Allah membinasakan mereka.
Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan dari kebenaran. (QS Al-munafiqun : 4)
6. Pengaruh dusta terhadap anggota badan
Dusta menjalar dari hati kelidah. Maka rusaklah lidahitu.
Lalu menjalar lagi ke anggota badan. Maka rusaklah perbuatan-perbuatan
sebagaimana rusaknya lidah dalam berbicara. Umumnya dusta lahir dalam bentuk
ucapan dan perbuatan. Maka semakin besarlah kerusakan itu dan akan menjurus
kearah kehancuran
CARA MENINGGALKAN DUSTA
- Menghadirkan kebesaran Allah SWT dan memantapkannya.
Dusta umumnya disebabkan oleh rasa takut terhadap hilangnya suatu kepentingan
yang dijanjikan syaithan. Keyakinan dan tawakal yang mantap kepada Allah
akan menghilangkan rasa takut itu.
- Memiliki keyakinan yang mantap bahwa kerugian yang
telah ditakdirkan untuk kita, mau tidak mau akan terjadi. Khususnya dalam
urusan dunia yang membuat kita tamak dan bernafsu untuk mengumpulkanya
sehingga menimbulkan dusta. Akan tetapi yakinilah bahwa kerugian dan
keuntungan telah ditakdirkan Allah bagi kita. Hal ini akan mendatangkan
ketenangan dalam hati.
- Melatih jiwa, membiasakan diri melakukan kewajiban
yang telah ditetapkan bagi kita. Jiwa harus dibiasakan meninggalkan dusta
sehingga kejujuran menjadi tabiat. Diperlukan kesabaran yang panjang agar
sifat jujur ini, harus ada komitmen diri untuk menjauhi dusta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar