Kamis, 07 Januari 2016

Bahaya Dusta


BAHAYA DUSTA

Lidah termasuk nikmat Allah SWT yang sangat besar bagi manusia. Kebaikan yang diucapkannya melahirkan manfaat yang luas, dan kejelekan yang dikatakannya membuahkan keburukan yang panjang. Barangsiapa mengumbar lidah dan melepaskan kekang yang mengendalikannya, maka syaitan akan masuk untuk memanfa'atkanya. Sehingga dia terperosok kedalam jurang curam yang berbahaya.
Umat manusia tidak akan selamat dari kejahatan lidah, kecuali bila dia mengikatnya dengan kendali syar'i. Sehingga tidak berbicara kecuali tentang hal yang bermanfa'at di dunia dan akhirat. Lidah bisa membuat anggota-anggota tubuh melakukan maksiat, karena tidak sukar untuk menggerakkannya. Dia adalah alat paling penting yang bisa dimanfa'atkan syaitan dalam menjerumuskan manusia.
Kedua mata , amalnya hanya terbatas pada memandang. Kedua telinga fungsinya hanya terbatas pada mendengar, dan tangan hanya bisa menyentuh. Sedangkan lidah, sekalipun kecil, mampu menjangkau segala sesuatu. Baik yang haq maupun yang bathil, menolak atau menerima, ta'at atau maksiat, keimanan maupun kekufuran.
Berdusta termasuk salah satu penyelewengan lidah. Ia merupakan penyalit jiwa. Bila tidak segera diobati maka pelakunya akan terjerumus ke dalam neraka, tempat menetap yang paling buruk.
Berdusta adalah mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan, berdusta merupakan salah satu ciri orang munafik sebagaimana firman Allah SWT :
إذا جاءك المنافقون قالوا نشهد إنك لرسول الله والله يعلم إنك لرسوله والله يشهد إن المنافقين لكذبون
Bila datang kepadamu orang-orang munafik, mereka berkata, " Kami bersaksi bahwa engkau adalah Rasulullah. Sedangkan Allah mengetahui bahwa engkau Rasulullah. Dan Allah menyaksikan bahwa orang-orag munafik itu adalah pendusta (QS Al-Munafikun : 1)

            Berdusta termasuk perbuatan yang berbahaya, karana termasuk perbuatan haram yang bias menyeret pelakunya kedalam jurang api neraka. Kesenangan berdusta bias menjadi karakter pelakunya dan sulit menghilangkannya. Rasulullah SAW bersabda :
وإن الكذب يهدي إلى الفجور , وإن الفجور يهدي إلى النار وما يزال الرجل يكذب ويتحرى الكذب حتى يكتب عند الله كذابا
Sesungguhnya dusta itu menuntun kepada kekejian dan kekejian itu menuntun ke dalam neraka. Tidak henti-hentinya seseorang berdusta dan membiasakan diri dalam berdusta. Sehingga dicatat disisi Allah sebagai pendusta. (HR Mutafaqun Alaih)

Seorang pendusta, sekalipun mencoba menutupi dirinya, tetapi mau tidak mau, cepat atau lambat, Allah akan membukanya. Seorang pendusta akan terhina karena dosanya. Sehingga tidak aneh kalau dia tidak mempunyai banyak kerabat dan jauh dari saudara dan temannya.
Pepatah mengatakan, "sekali lancung keujian seumur hidup orang tak akan percaya". Kepercayaan orang tergantung kepada kejujuran pribadi bersangkutan. Kalau hewan yang dipegang adalah tali kendalinya, kendaraan yang dipegang adalah stirnya. Tetapi manusia yang dipegang adalah perkataan dan ucapannya. Kalau orang kata-katanya sudah tidak bisa dipegang maka apalagi yang bisa dipercaya dari orang tersebut.
            Kejujuran adalah sifat kaum beriman, ciri masyarakat Islam dan lambang pergaulan dan keharmonisan sesama muslim. Ukhuwah akan langgeng dan bersemi jika kejujuran mendasarinya. Tetapi ketika dusta sudah merasukinya, maka ukhuwah terasa hambar, keharmonisan akan terganggu, dan keretakan hubungan akan mengancam sebuah komunitas.oleh sebab itu mari hiasi hidup dengan kejujuran jangan kotori kesucian ini dan keserasian dengan kebohongan dan dusta. Rasulullah mengatakan seorang mukmin mungkin berzina, mungkin mencuri karena kelalaiannya. Tetapi tidak untuk berdusta.

PENGARUH BURUK DUSTA

            Dusta mempunyai beberapa pengaruh buruk. Seandainya hal ini disadari oleh para pendusta, pasti akan meninggalkan kebiasaan dustanya. Dan kembali bertobat kepada Allah SWT. Berikut pengaruh buruk dusta :

1.Menyabarkan keraguan diantara manusia.
            Keraguan artinya bimbang dan resah. Ini berarti seorang pendusta selamanya menjadi sumber keresahan dan keraguan. Dan menjauhkan ketenangan pada orang jujur. Rasulullah SAW bersabda :
دع ما يريبك إلى ما لا يريبك , فإن الصدق طمأنينة والكذب ريبة
Tinggalkan apa-apa yang membuatmu ragu, dan ambil apa-apa yang tidak meragukanmu. Karena sesungguhnya kejujuran itu adalah ketenangan dan dusta itu adalah keraguan. (HR Tirmidzi)

2.Terjerumus kedalam salah satu tanda munafik.
Kemunafikan merupakan sifat yang dibenci Allah SWT. Orang munafik akan menempati kerak neraka yang paling bawah. Berdusta merupakan salah satu kemaksiatan yang mendekatkan seseorang dengan kemufikan. Rasulullah saw bersabda :
أربع من كن فيه كان منافقا خالصا , ومن كانت فيه خصلة منهك , كانت فيه خصلة من نفاق حتى يدعها , إذا اؤتمن خان , وإذا حدث كذب , وإذا عاهد غدر , وإذا خاصم فجر

            Ada empat hal, barang siapa yang memilki semuanya, maka dia munafik sejati. Dan barangsiapa yang memiliki salah satu diantaranya, berarti dia mempunyai satu jenis sifat munafik hingga dia meninggalkanya. Yaitu bila dia diberi amanah dia berkhianat, bila berkata dia dusta, bila berjanji dia mengingkari, dan bila berselisih dia membongkar rahasia. (HR Muttafaq Alaih)

3.Hilangnya keberkahan harta.
Syaithan menjanjikan keuntungan bagi orang yang menyisipi perdagangannya dan pernyataannya dengan dusta dan tipu muslihat. Hal ini terjadi pada orang yang mencintai harta dunia, jabatan, kekuasaan dan rakus mempertahankanya. Keuntungan harta yang didapatnya hanya akan membuat dirinya resah dan risau. Hatinya dihantui oleh rasa bersalah dan kebohongan yang dilakukanya, dia sibuk memata-matai orang lain karena khawatir kebohongan itu terbongkar.
Allah menjanjikan keberkahan bagi orang yang jujur dan mencabut keberkahan dari pedagang dan orang yang berdusta dalam mencari harta. Rasulullah SAW bersabda :
البيعان بلخيار ما لم يتفرقا , فإن صدقا وبينا بورك لهما في بيعهما وإن كتما وكذبا محقت بركة بيعهما
Penjual dan pembeli itu berada dalam khiyar selama keduanya belum berpisah. Bila kedunya jujur dan menjelaskan cacat barangnya. Maka mereka akan diberkahi dalam jual belinya. Bila keduanya menyebunyikan cacat barangnya dan disisipi dusta, maka dicabutlah barokah dalam jual beli yang dilakukannya. (HR Muttafaq Alaih)

4. Hilangnya kepercayaan.
Sesungguhnya selama dusta menyebar dalam kehidupan masyarakat. Maka hal itu akan menghilangkan kepercayaan di kalangan kaum muslimin. Memutus jalan kasih sayang diantara mereka. Sehingga menyebabkan tercegahnya kebaikan dan menjadi penghalang sampainya kebaikan kepada orang yang berhak menerimanya.

5. Memutarbalikan kebenaran.
Diantara pengaruh buruk dusta adalah memutarbalikan kebenaran. Hal itu disebabkan para pendusta suka mengubah kebenaran menjadi kebathilan, kebathilan menjadi kebenaran dalam pandangan manusia. Yang ma'ruf menjadi mungkar, dan yang mungkar menjadi ma'ruf. Sebagaimana para pendusta suka menghiasi keburukan sehingga seolah-olah menjadi baik dalam pandangan manusia. Dan memburuka-burukan yang baik sehingga berubah menjadi buruk. Itulah perniagaan para pendusta.
            Kaum muslimin diharapkan berhati-hati dari para pendusta yang suka memutar balikan fakta dengan kemampuan presentasi yang meyakinkan dan bisa memepngaruhi orang-orang yang tidak punya hujah. Allah melukiskan gambaran mereka dalam Al-Qur'an sebagai salah satu ciri kemunafikan :
وإذا رأيتهم تعجبك أجسامهم , وإن يقولوا تسمع لقولهم كأنهم خسب مسندة , يحسبون كل صيحة عليهم هم العدو فاحذرهم قاتلهم الله أنى يؤفكون.
 
Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira semua teriakan tertuju kepada mereka. Mereka itulah  musuh yang sebenarnya. Maka waspadalah terhadap mereka. Semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan dari kebenaran. (QS Al-munafiqun : 4)

6. Pengaruh dusta terhadap anggota badan
Dusta menjalar dari hati kelidah. Maka rusaklah lidahitu. Lalu menjalar lagi ke anggota badan. Maka rusaklah perbuatan-perbuatan sebagaimana rusaknya lidah dalam berbicara. Umumnya dusta lahir dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Maka semakin besarlah kerusakan itu dan akan menjurus kearah kehancuran

CARA MENINGGALKAN DUSTA

  1. Menghadirkan kebesaran Allah SWT dan memantapkannya. Dusta umumnya disebabkan oleh rasa takut terhadap hilangnya suatu kepentingan yang dijanjikan syaithan. Keyakinan dan tawakal yang mantap kepada Allah akan menghilangkan rasa takut itu.
  2. Memiliki keyakinan yang mantap bahwa kerugian yang telah ditakdirkan untuk kita, mau tidak mau akan terjadi. Khususnya dalam urusan dunia yang membuat kita tamak dan bernafsu untuk mengumpulkanya sehingga menimbulkan dusta. Akan tetapi yakinilah bahwa kerugian dan keuntungan telah ditakdirkan Allah bagi kita. Hal ini akan mendatangkan ketenangan dalam hati.
  3. Melatih jiwa, membiasakan diri melakukan kewajiban yang telah ditetapkan bagi kita. Jiwa  harus dibiasakan meninggalkan dusta sehingga kejujuran menjadi tabiat. Diperlukan kesabaran yang panjang agar sifat jujur ini, harus ada komitmen diri untuk menjauhi dusta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

DESKRIPSI

Sebuah cerita perjalanan Hidup seorang Hamba Allah dalam mencari ridho dan cinta Nya...

HORMAT SAYA

Salam Hangat kami sampaikan... Terima Kasih atas kunjungan sahabat... Semoga media ini bisa bermanfaat dan bisa menjadi wasilah bersilaturahim sebagai hamba Allah..