Selasa, 19 Januari 2016

Takut Menikah

“TAKUT MENIKAH”

Inilah masalah klasik seputar menikah, terutama bagi pihak pemuda.

1.   Belum Kerja
Ketika sudah merasa cocok dengan seorang muslimah, dan jika ditunda-tunda bisa berakibat buruk, ternyata si Pemuda belum punya pekerjaan untuk menghidupi keluarga kelak. "mau dikasih makan apa anak dan istri kamu, dikasih cinta doang ?!?" Begitulah perkataan sinis yang senantiasa terngiang-ngiang ditelinganya.

Seorang laki-laki memang merupakan tulang punggung dalam sebuah keluarga. Menghidupi seluruh anggota keluarga adalah tangging jawabnya. Rasulullah bersabda, yang artinya,

"Bertaqwalah kepada Allah dalam memperlakukan wanita. Sebab kamu mengambilnya dengan amanat allah dan farjinya menjadi halal bagi kamu dengan kalimat Allah. (Menjadi) kewajiban kamu untuk memberi rizki dan pakaiannya dengan cara yang baik." (HR.Muslim)

Dengan demikian, penghasilan dalam suatu keluarga memang diperlukan. Namun sebenarnya, tidak berarti belum kerja kemudian tidak boleh menikah. Allah SWT berfirman, yang artinya,

"Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian (belum menikah) diantara kamu, dan orang-orang yang layak menikah dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha Luas (Pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui." (Surat An-Nur : 32)

Penghasilan bisa dicari setelah menikah. Yang pertama kali harus dilakukan adalah percaya dan yakin akan janji Allah pada firman-Nya di atas. Tak sedikit pemuda yang susah mencari kerja sebelum menikah, tapi setelah menikah ternyata banyak tawaran kerja dan peluang kerja.

Sebagai persiapan sebelum menikah, kesungguhan dalam menuntut ilmu dunia agar kelak mudah mendapatkan penghidupan yang baik pula untuk dilakukan. Walaupun tak selamanya relevan, kuliah yang baik dan dan prestasi yang bagus masih merupakan suatu modal yang dapat diandalkan dalam mencari kerja. Bagaimana kalau kuliah sudah terlanjur tidak karuan ? Jika sudah begini perlu juga pegang prinsip bahwa pekerjaan kelak tidak harus sesuai dengan bidang yang dipelajari saat ini. Banyak yang dapat rejeki lumayan dari bekerja dalam suatu bidang yang dulu tidak pernah dipelajari dalam jenjang pendidikan formal.

Persiapan lain yang bisa dilakukan adalah kuliah sambil kerja. Sembari menabung, juga bisa untuk jaga-jaga apabila ketika lulus nanti tidak langsung diterima bekerja sesuai bidang yang dipelajari.

2. Belum Lulus
Berbeda dengan yang pertama, masalah yang satu ini bisa menjadi penghalang bagi pihak pemuda dan pemudi. Mungkin seseorang sudah bekerja atau sudah punya prinsip untuk mencari kerja setelah menikah namun ia ragu untuk menikah gara-gara belum lulus kuliah. Bisa jadi pula yang punya alasan seperti ini sang pemudi pujaan hatinya. Bayangan kuliah sambil menikah baginya tampak menyeramkan. Kuliah sambil mengurus diri sendiri saja sudah repot apalagi jika harus ditambah tanggung jawab mengurus orang lain. Ditambah kalau si buah hati sudah lahir dan belum juga lulus kuliah, tampaknya akan tambah repot.

Sebenarnya, menikah tidaklah selalu mengganggu kuliah. Malahan hadirnya pendamping hidup baru bisa menambah semangat utuk belajar. Bisa jadi, sebelum menikah malas-malasan belajarnya, ketika sudah menikah malah tambah semangat dan tambah rajin untuk belajar. Tidak sedikit yang mengalami perubahan demikian, apalagi secara peraturan akademik seorang mahasiswa sudah diperbolehkan untuk menikah. Seorang mahasiswa sudah tidak dianggap ABG (Anak Baru Gede) lagi, tapi AUG (Anak Udah Gede) alias sudah dewasa. Seorang yang sudah dewasa dianggap sudah bisa bertanggung jawab apa yang menjadi pilihan hidupnya.
Memang benar untuk tetap mengadakan persiapan jika mengambil jalan menikah di saat masih kuliah. Yang pertama harus disadari adalah bahwa hidup berkeluarga adalah berbeda dengan hidup sendirian. Tidak pantas jika orang yang sudah menikah tetap bebas, lepas, menelantarkan keluarganya sebagaimana dulu bisa ia lakukan ketika masih lajang. Orang yang menikah sambil kuliah juga harus pandai-pandai mengatur waktu antara tanggung jawabnya dalam keluarga dan dalam belajar. Selain waktu, manajemen pemikiran juga solid, karena begitu menikah masalah-masalah dulu yang belum ada mendadak bermunculan secara serentak. Bagaimana memahami pasangan hidup baru, bagaimana jika hamil dan melahirkan, bagaimana mendidik anak, bagaimana mencari rumah -nebeng mertua atau cari kontrakan-, bagaimana bersikap kepada mertua, tetangga dan lain-lain, apalagi masih harus memikirkan pelajaran.

Pusing....? Semoga tidak. Sebenarnya menikah sambil kuliah bisa disiapkan sejak hari ini, bahkan juga sudah sejak SD. Modal awalnya adalah manajemen diri sendiri. Ketika seorang sudah sejak dahulu berlatih untuk hidup mandiri, akan mudah baginya untuk hidup berkeluarga. Misalnya saja sudah sejak SD bisa mencuci pakaian dan piring sendiri, mengatur waktu belajar, berorganisasi, dan bermain, mengatur keuangan sendiri, dan sebagainya. Kesiapan juga bisa diraih jika seseorang biasa menghadapi dan memecahkan problem hidupnya. Karena itu perlu organisasi dan bersaudara dengan orang lain, saling mengenal, memahami orang lain dan membantu kesulitannya.

3. Belum Cocok
Mungkin pula sudah lulus, sudah kerja, sudah berusaha cari calon pasangan tapi merasa belum menemukan pasangan yang cocok, sehingga belum jadi menikah pula, padahal sudah hampir tidak tahan ! Ini juga merupakan masalah yang bisa datang dari kedua belah pihak, baik pihak pemuda maupun pemudi.

Kecocokan memang diperlukan. yang jadi pertimbangan dasar dan awal tetntu saja faktor agama, yaitu aqidah dan akhlaknya. Allah berfirman, yang artinya

"Mereka (perrempuan-perempuan mukmin) tidak halal bagi laki-laki kafir. Dan laki-laki kafir pun tidak halal bagi mereka." (Al-Mumtahanah : 10)

Rasulullah juga bersabda,

"Wanita itu dinikahi karena 4 hal : karena kecantikannya, karena keturunannya, karena kekayaannya, dan karena agamanya. Menangkanlah dengan memilih agamanya maka taribat yadaaka (kembali kepada fitrah atau beruntung)." (HR. Al-Bukhari, Muslim, dan lain-lain)

Keadaan yang lain adalah nomor dua setelah pertimbangan agama. Namun kebanyakan di sinilah ketidakcocokannya. Sudah dapat yang agamanya bagus tapi kok nggak cocok pekerjaannya, nggak cocok latar belakang pendidikannya, nggak cocok hobinya, warna matanya kok begitu, pakai kacamata, kok hidungnya...dan lain-lain.

Kalau mau mencari kekurangan tiap orang pasti punya kekurangan karena tidak ada manusia yang diciptakan secara sempurna. Sudah cantik, kaya, keturunan bangsawan, pandai, rajin, keibuan, penyayang, tidak pernah berbuat salah.

Ketika seorang pemuda atau pemudi sudah mau menikah, memang seharusnya cari tahu dulu tentang calon pasangan hidupnya ke sahabatnya, saudaranya atau ustadznya, atau yang lainnya, baik kelebihan maupu kekurangannya. Jika sudah tahu, tanyakan pada diri sendiri, apakah bisa menerima dan memaklumi kekurangan serta kelebihan si dia. Rasulullah bersabda, yang artinya,

"Janganlah seorang mukmin laki-laki membenci mukmin perempuan. Bila dia membencinya dari satu sisi, tapi akan menyayang dari sisi lain." (HR.Muslim)

Jadi, jangan hanya melihat kekurangannya saja, tapi juga perlu melihat kelebihannya. Ketika kekurangan sudah bisa diterima, kelebihan akan lebih bisa menimbulkan perasaan suka. Karena itu, jangan sampai sulit nikah karena dibikin sendiri.

4. Belum Mantap
Masalah satu ini juga bisa terjadi pada tiap orang pihak pemuda, pihak pemudi, baik yang sudah kerja atau yang belum, baik sudah lulus atau belum. Pertama kali, perlu diselidiki belum mantapnya itu karena apa, karena tak sedikit yang beralasan belum mantap, ketika ditelusuri larinya juga menuju ketiga masalah 'belum' di atas.

Namun ada juga yang belum mantap karena memang merasa persiapan dirinya kurang baik ilmu tentang pernikahan, keluarga, dan pernik-pernik di sekitarnya. Orang seperti ini malah tidak memusingkan masalah ketiga 'belum' di atas, karena memang dia merasa belum siap dan belum mampu.

Solusinya tidak lain adalah memantapkan dan mempersiapkan diri. Hal ini bisa ditempuh lewat menuntut ilmu tentang pernikahan, dan keluarga, baik dengan menghadiri pengajian, yang membahas masalah tersebut atau dengan membaca buku-buku mengenainya. Penting pula untuk menimba pengalaman kepada orang yang sudah menikah, karena kadang-kadang buku-buku dan ceramah ilmiah dan formal tidak membahas masalah praktis yang detail yang diperlukan agar siap menikah.


Wallahu'alam...
Sumber : Majalah El-Fata Edisi 11 Th.I/2001/1422 hal.16-19

Jumat, 15 Januari 2016

Kertas yang Ternodai

KERTAS YANG TERNODAI

Selayaknya sebuah buku yang memiliki lembaran-lembaran putih, bersih tanpa noda saat pertama kita membuka lembaran yang sudah penuh dengan catatan. Lembaran pertama kemudian kedua kemudian ketiga dan seterusnya. Ketika kita rasa sudah cukup membuat catatan yang indah saat ini, dan sudah semesttinya kita membuka lembaran baru yang siap kita catat kembali. Alangkah senangnya ketika kita masih memiliki lembaran –lembaran baru yang masih putih dan bersih tanpa setitik noda diatasnya.

Namun dengan tak sengaja dan tanpa aku sadari setelah hampir di ujung aku menutup buku yang sudah lama aku tuliskan catatan yang indah, ternyata aku dapati lembaran kertas yang saat ku buka ternyata sudah terdapat noda yang hitam pekat, bercak itu yang membuat aku sedih dan mau tak mau aku harus tetap membuat catatan pada kertas itu, karena tak mungkin aku berpindah kepada lembaran baru yang belum saatnya, begitulah perjanjiannya. Sebuah kesalahanku yang tak mampu menjaga lembaran itu tetap putih namun ternodai. Betapa ingin ku menangis akan lembaran ini, penuh dengan noda dan saat ku memandangnya rasanya tak kuasa, namun apa daya karena apapun ini adalah bukuku, ini adalah catatanku yang harus aku tulis catatanku untuk menjadi sebuah karangan indah pada akhirnya. Sedikit demi sedikit aku mencoba untuk menghapus semua noda ini, agar tulisanku di lembaran ini mampu terbaca, namun kembali apa daya, noda itu telah membekas dan begitu sulit aku bersihkan. Ketika putih ini sudah terjatuhi karena sebuah noda maka akan tetap meninggalkan cidera.

Rasanya ingin putus asa, hampir saja aku menyerah dengan lembaran ini. Dimana saat itu bagiku aku sekaan mendapati lembaran terburuk yang akan selalu ku ingat. Dan segala puji bagi Allah yang masih memberikan kekuatan kepadaku ini. Aku harus tetap memberikan catatan pada lembaran ternoda ini. Biarlah orang lain tak mampu membacanya namun aku dan Dia akan sanggup membaca bahkan memahaminya. Tetes air mata yang aku jatuhkan dalam lembaran ini pun membuat hitam ini sedikit memudar, akan segala penyesalan dan kebodohan aku yang ceroboh tak mampu menjaga lembaran putih yang sudah diberikan. Sebuah kesalahanku yang aku lakukan dan harus aku selesaikan. Aku yang memiliki maka aku yang bertanggung jawab terhadap apa yang kumiliki.

Allah memberikan ku kekuatan dan kesempatan untuk kesekian kalinya Allah Maha Penyayang dan Maha Pengasih  ku dapati sebaris garis dan masih putih dalam lembaran ini yang hampir saja semuanya hitam kelam. Apa pun itu aku bersyukur dan berterimakasih kepada Tuhanku (Allah) yang tak pernah lelah mengampuni diri ini yang ceroboh dan selalu mebuat kekecewaan kepada Nya.

Segala puji bagi Allah aku panjatkan, karena aku merasa tenang saat diri ini masih memiliki kesempatan lembaran putih kembali. Dan aku harus terima semua yang terjadi dengan catatanku, saat semua lembaran terkumpul dan menjadi sebuah penilian bagi yang membacanya. Sehingga sebuah nilai dan kesan terhadap pencatatnya akan terasa mendamaikan atau sebaliknya.

Tak mengapa, ini adalah sebuah lembaran yang hitam namun berkesan, dimana di kesempatan selanjutnya aku harus mampu berusaha kembali menjaga lembaran kertas putih ini tetap putih tanpa ada noda bercak yang tak pernah diharapkan. Kemudian lembaran putih ini akan ku catatkan sebuah catatan indah yang bisa membuat sebuah kedamaian bagi diriku dan pemabacanya bahkan terlebih kepada Dia (Allah) Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.


Segala puji bagi Allah aku panjatkan kembali tiada henti-hentinya. Semoga Allah menjagaku juga menjaga lembaran lembaran putih ini untuk menjadi catatan yang mulia di sisi Nya. Aamiin Ya Rabbal Alamin…

Sabtu, 09 Januari 2016

Jomblo atau Pacaran ???

Baca Yuk … (dapet artikel dari tetangga sebelah)
Harta terbaik adalah yg udah disedekahin. Ibadah terbaik, adalah yg udah diikhlasin. Ilmu terbaik, adalah yg udah diamalain. Pacar terbaik? adalah yg udah dinikahin :)
Jika ingin kelak rumah tanggamu berlimpah berkah, maka sebelum nikah hindari hubungan yg tak berkah..

“Tapi ukhty ??, saya pacaran kan sambil nyiapin modal buat nikah”. Percayalah, nyiapin modal nikah sementara tiap hari kau langgar larangan-Nya, apakah dg itu Tuhan akan menolongmu?. Apakah kau kira upayamu untuk segera nikah akan segera terkabul sementara tiap saat kau isi usia mudamu dg maksiat.

“Menyendiri adalah jalan terhormat yg dimuliakan Tuhan”

Jika memang masih belum siap nikah saat ini, sungguh, menyendiri adalah jalan terhormat yg dimuliakan Tuhan. Jika memang tak siap nikah sekarang, jomblo adalah jalan halal untuk menanti jodoh yg baik.
“Tapi gimana nanti kaau nanti dikatain jomblo, kan malu?”. Hey, malulah jika berbuat salah. Malulah jika berlaku dosa. Bagaimana bisa kau lebih malu pada manusia yg akan binasa dibanding malu kepada Tuhan Yg Maha Kuasa?. Bagaimana kau lebih malu dikatain di dunia sementara akhiratmu rentan terperosok ke neraka?
Kawanku. Isi usiamu dg perbaikan akhlak, perbaikan amal, perbaikan ilmu. Moga dg itu Allah akan mengaruniaimu jodoh yg baik akhlaknya, baik amalnya, baik ilmunya. Percayalah, Tuhan menyatukan manusia baik hanya dg jodoh yg baik. Insya Allah ...


Jumat, 08 Januari 2016

Bagaimana harus Cara Ta’aruf yang Sesuai Syariah.

Bagaimana harus Cara Ta’aruf yang Sesuai Syariah.
hari – 1
ikhwan :”assalaamu’alaikum. afwan mengganggu ukh, saya akhi Budi, dapat nomer ukhti dari temen. tadi bagus ukh presentasinya, saya salut deh :D”akhwat :”wa’alaikumussalam. syukron”
hari ke – 2
ikhwan :”lagi ngapain ukh? lagi belajar ya? moga lancar2 saja”
akhwat : (tidak membalas)
hari ke – 3
ikhwan :”afwan ukh, saya merasa beruntung dipertemukan dengan ukhti. saya merasa bahagia”
akhwat : (tidak membalas)

hari ke -5
ikhwan :”afwan ukh, ada info kajian nih.”Ikuti kajian yang diselenggarakan pada… bla, bla, bla…”
akhwat :”syukron”
hari ke – 9
ikhwan :”ukhti, saya kok merasa yakin kalau ukhti adalah tulang rusuk saya, bla bla bla…
akhwat : (tidak membalas)
hari ke – 10
ikhwan :”saya merasa kehilangan kalau hidup tanpa ukhti, bla, bla, bla…
akhwat : (tidak membalas)
malamnya
ikhwan :”mari sholat tahajud ukh, udah jam 3 nih”
akhwat : (tidak membalas)
hari ke 13
ikhwan :”saya semakin yakin kalau ukhti adalah belahan jiwa saja, saya akan memperjuangkan ukhti dengan segenap kemampuan”
akhwat : (tidak membalas)
hari ke 14
ikhwan :”jangan lupa sholat dhuha ukh”
akhwat : (tidak membalas)
hari ke 15
ikhwan :”ukhti, separuh aku dirimu, tanpamu aku butiran debu”
akhwat : (tidak membalas)
hari ke 17,
ikhwan :”tadi malam saya mimpiin ukhti lo :)”
akhwat : (tidak membalas)
hari ke – 19, malam
ikhwan :”afwan ukhti, tadi kok saya lihat mukanya tampak serius, seperti memikirkan sesuatu. kalau boleh tau ada masalah apa ya ukhti? mungkin saya bisa membantu”
akhwat : (tidak membalas)
hari ke -21
ikhwan :”wah saya bersyukur tadi lihat ukhti berseri2. lagi bahagia nampaknya. crita2 dong, hehe”
akhwat :”afwan sebelum dan sesudahnya akhi, tadi siang saya sudah dikhitbah ama akhi Fauzi ke orang tua saya dan insyaAllah 3 minggu lagi akan menikah, jadi mohon jangan ganggu saya lagi. syukron atas pengertiannya. wassalaamu’alaikum”
ikhwan : *lempar HP.

Hikmah yang bisa dipetik.

Ya, demikianlah sebuah kisah Bagaimana harus Cara Ta’aruf yang Sesuai Syariah. Baik dari sisi ikhwan atau akhwatnya perlu bener bener menjaga agar proses pernikahannya bisa berjalan secara barokah. Mekanisme facebook, by SMS, atau media lain yang mirip atau sesuai dengan gambaran diatas sangat tercela, maka jauhilah.
Jadilah pria yang gentleman, luruskan niat, sampaikan keinginan menikah ke orang tua, mohon restu mereka, mohon bantuan temen apa ustad mengenalkan dengan jodoh yang shalihah. Atau misal sudah punya pilihan sendiri, ya ambillah dengan cara terhormat. Datangi walinya, sampaikan serius keinginan mau menikahnya. Hasil bagaimana, tawakal kepadaNya.


Semua Hanya Titipan

Semua Hanya Titipan

Saudaraku, jika kita merasa memiliki sesuatu, bisa harta kekayaan, pangkat jabatan, pasangan, anak-anak, rumah, kendaraan, dan lain sebagainya dari urusan dunia ini, maka yakinilah bahwa semua itu hanya titipan. Bahkan diri kita pun hanyalah titipan.


Kita tidak memiliki apa-apa jika Allah Swt tidak memberi kepada kita. Kita tidak punya apa-apa jika Allah tidak menghendakinya. Selaiknya sebuah titipan, pasti ada saatnya titipan itu diambil kembali oleh sang pemilik. Dan, juga akan ada saatnya sang pemilik mempertanyakan apa yang telah terjadi dengan titipannya. Maka, demikian pula dengan titipan Allah Swt kepada kita.

Rasulullah Saw. bersabda,"Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya."(HR. Tirmidzi).

Mata kita, digunakan untuk apa? Apakah untuk membaca dan merenungi tanda-tanda kebesaran Allah Swt sehingga makin kuat iman kita kepada-Nya, ataukah justru digunakan untuk bermaksiat? Lisan kita, digunakan untuk apa? Apakah basah dengan dzikir dan ucapan-ucapan yang Allah ridhoi, ataukan sibuk dengan ucapan dusta dan sia-sia? Demikian juga dengan berbagai hal yang menurut kita adalah milik kita, untuk apakah digunakan, apakah untuk mendekat kepada Allah atau malah menjauhi-Nya?

Maasyaa Allah.Setiap segala sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali kepada-Nya. Allah Swt berfirman, "Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allahlah dikembalikan segala urusan."(QS. Ali Imron [3] : 109).

Semoga Allah Swt senantiasa memberikan hidayah-Nya kepada kita sehingga kita senantiasa menyadari bahwa segala yang kita miliki adalah titipan dari Allah Swt yang pasti kelak akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan-Nya. Semoga kita termasuk orang yang amanah dalam mengemban amanah tersebut untuk hanya dipergunakan pada urusan-urusan yang Allah ridhoi.Aamiin yaa Robbal aalamiin. 


Sumber : inilah.com


Shalat Shubuh Berjamaah yuk !!!

Masih Malas Shalat Subuh Berjamaah? 6 Hal Ini Akan Membuat Anda Tercengang!

Salah satu sebab kemalasan adalah ketidaktahuan. Orang-orang bodoh akan malas melakukan amalan seagung apa pun, sebab tidak mengetahui ganjaran yang terkandung di dalamnya. Bahkan, sekadar tahu saja tidak cukup untuk dijadikan motivasi. Pengetahuan harus berubah menjadi pemahaman agar hal itu memiliki daya gedor dalam diri seseorang.
Jika sampai saat ini Anda masih malas mengerjakan shalat Subuh berjamaah, bisa jadi karena kemalasan. Jika Anda masih malas mengerjakan shalat Subuh berjamaah, mungkin saja karena ketidaktahuan. Perhatikan 6 hal terkait shalat Subuh berjamaah di bawah ini, niscaya Anda akan tercengang!

Setara dengan Shalat Sunnah Semalam Penuh

Diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Barang siapa yang mengerjakan shalat Isya’ berjamaah, maka ia seperti mengerjakan shalat sunnah setengah malam. Dan siapa saja yang mendirikan shalat Subuh berjamaah, ia seperti mendirikan shalat sunnah semalam penuh.”

Adakah Anda sanggup mendirikan shalat sunnah sepanjang malam tanpa istirahat? Adakah yang kuat berdiri, rukuk, dan sujud tanpa jeda sejak usai shalat Isya’ hingga masuk waktu Subuh? Jika tidak, jadikan shalat Subuh berjamaah sebagai salah satu amalan unggulan Anda.

Senantiasa dalam Penjagaan Allah Ta’ala

Masih dalam riwayat Imam Muslim Rahimahullah, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyampaikan nasihat, “Siapa saja yang mendirikan shalat Subuh, maka ia senantiasa berada dalam penjagaan Allah Ta’ala.”
Adakah penjagaan yang lebih baik dari penjagaan Allah Ta’ala? Adakah yang mampu membahayakan jika Allah Ta’ala menjaga hamba tersebut?
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyampaikan nasihat, “Siapa saja yang mendirikan shalat Subuh, maka ia senantiasa berada dalam penjagaan Allah Ta’ala.”
Adakah penjagaan yang lebih baik dari penjagaan Allah Ta’ala? Adakah yang mampu membahayakan jika Allah Ta’ala menjaga hamba tersebut?
Diberi Cahaya yang Sempurna pada Hari Kiamat
“Berilah kabar gembira,” tutur Rasulullah al-Musthafa, “kepada orang-orang yang melangkahkan kaki di kegelapan (malam) menuju masjid dengan cahaya yang sempurna pada Hari Kiamat.”
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Imam Ibnu Majah Rahimahumullah ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memberikan jaminan berupa kesempurnaan cahaya di Hari Kiamat kepada umatnya yang teguh mendirikan shalat Subuh berjamaah, menembus gelap menuju masjid ketika sebagian besar manusia lelap dalam lalai tidurnya. 

Dijamin Masuk Surga

Diriwayatkan secara Muttafaq ‘alaih, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Siapa saja yang mendirikan shalat Isya’ dan shalat Subuh (secara berjamaah), maka dia akan dimasukkan ke dalam surga.”
Dua shalat ini menjadi utama karena berada di waktu malam. Selain gelap, di waktu itu, manusia cenderung bermalas-malasan karena lelah bekerja di siang harinya. Karena hal itu pula, dua waktu shalat ini dijadikan salah satu parameter, apakah seseorang disebut sebagai munafiq atau mukmin.
“Tidak akan masuk neraka,” sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim Rahimahullah, “orang yang mendirikan shalat sebelum matahari terbit dan sebelum matahari terbenam.”
Ialah shalat Subuh dan shalat Ashar. Dalam dua waktu ini, manusia memiliki kecenderungan lalai. Di waktu Ashar, banyak yang berdalih sibuk atau tanggung karena berada dalam perjalanan pulang selepas bekerja. Sedangkan waktu Subuh juga sering digunakan alasan bahwa seseorang sudah harus bergegas menjemput urusan dunianya.
Maka, kaum Muslimin yang memilih memprioritaskan dua hal ini dijamin oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan bebas dari neraka. Jika bebas dari neraka, surgalah tempat rehat baginya.

Lebih Baik dari Seisi Dunia

“Dua rakaat shalat sunnah Fajar,” tutur Sayyidina Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim Rahimahullah, “lebih baik dari dunia dan seisinya.”
Adakah di dunia ini manusia dengan kekayaan lebih baik dari dunia dan seisinya? Maka ketahuilah, bahwa kekayaan yang lebih baik dari itu dijanjikan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada umatnya yang bergegas mendirikan shalat sunnah Fajar atau qabliyah Subuh. Hanya dua rakaat.

Keutamaan yang Agung

“Jika orang-orang mengetahui sesuatu yang terkandung dalam shalat Isya’ dan shalat Fajar,” tutur Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majah dari Ummul Mukminin ‘Aisyah binti Abu Bakar ash-Shiddiq, “niscaya mereka benar-benar mendatanginya, meskipun dengan merangkak.”
Saking utama dan agungnya, orang-orang mau merangkak demi mendapatkan kemuliaannya. Sebab fadhilahnya yang luar biasa, payahnya merangkak dan berebut bukanlah soalan yang besar.
Demikianlah 6 keagungan yang dijanjikan oleh Allah Ta’ala bagi kaum Muslimin yang bergegas dan bersungguh-sungguh agar dapat mendirikan shalat Subuh berjamaah. Semoga Allah Ta’ala menguatkan kita. Aamiin.
Wallahu a’lam.
Sumber : [Pirman/Kisahikmah]

Kamis, 07 Januari 2016

Qiyamullail

QIYAMUL LAIL
 IBADAH RUHIYAH DAN JASADIYAH

            Sepertiga malam terakhir adalah waktu yang sangat berharga dan sangat penting untuk melakukan ibadah. Ibadah yang biasa dilaksanakan adalah dzikir, tilawah, istighfar dan qiyamul lail. Qiyamul lail merupakan ibadah yang memiliki dimensi ruhiyah dan jasadiyah.
            Secara ruhiyah Qiyamul lail merupakan shalat yang utama sesudah shalat fardhu. Ibadah ini sangat penting dalam mempersiapkan para da'i secara ruhiyah, sehingga Allah mewajibkan ibadah ini bagi Rasulullah saw dan menyunahkannya bagi kaum muslimin.
            Qiyamul lail merupakan latihan mujahadah melawan syaithan, diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud seorang laki-laki yang tertidur pulas sampai pagi, Rasulullah saw mengatakan laki-laki itu dikencingi syaithan telinganya. Abu Hurairah meriwayatkan bahwa ketika seseorang tidur syaithan mengikatkan tiga ikatan, setiap ikatan diikat dengan perkatan, " malam masih panjang maka tidurlah". Jika orang itu bangun dan membaca do'a terlepaslah satu ikatan. Jika dia berwudhu terlepasalh satu iakatan, dan jika dia shalat terlepasalh semua ikatan. Maka dia akan menjadi seorang yang rajin dan baik kepribadiannya, tetapi jika dia tidak melakukan tiga hal itu maka dia menjadi malas dan berkepribadian buruk.
            Qiyamul lail merupakan neraca keta'ataa hamba kepada tuhannya. Karena hanya orang-orang yang ta'at yang bisa melakukannya. Seorang laki-laki bertanya kepada seorang shalihin : " saya tidak sanggup melaksankan qiyamul lail, maka tunjukanlah obatnya, orang sahlih itu berkata : " jangan bermaksiat kepada allah disiang hari, maka Dia akan membangunkanmu dihadapannya dimalam hari". Sufyan Tsauri mengatakan : " saya terhalang dari qiyamul lail selama lima bulan gara-gara satu kemaksiatan kepada Allah".
            Qiyamul lail merupakan kenikmatan bagi palakuknya. Abu Sulaiman berkata : "qiyamul lail lebih nikmat bagi pelakuknya, melebihi kenikmatan ahli maksiat dengan kemaksiatannya, kalaulah bukan karena qiyamul lail tidak ada gunanya aku hidup didunia". Ibnu Munkadir berkata : "kenimatan dunia yang tersisa hanyalah qiyamul lail, bertemu dengan ikhwan dan shalat jama'ah.
            Qiyamul lail adalah waktu diijabahnya do'a. seorang wanita dikota Bagdad dizhalimi oleh seorang penguasa. Maka dia mengadukan hal itu kepadanya. Tetapi penguasa itu tidak menggubrisnya, bahkan dengan sombong mengatakan : " mintalah pada tuhanmu, mintalah pada sepertiga malam terakhir ". maka wanita itu melakukannya. Beberapa waktu sesudah itu penguasa itu dipecat dan dijebloskan kepanjara. Ketika berjumpa dengannya, wanita itu mengatakan : "terima kasih Allah telah mengabulakan do'a saya sebagaimana yang kamu anjurkan".
            Qiyamul lail mewariskan Mahabatullah dan kecerahan diwajah pelakunya. Imam Hasan Al-Basri ditanya, kenapa orang-orang yang tahajjud dimalam hari wajahnya cerah disiang hari ? beliau menjawab : "mereka berkhlawat dengan Allah, maka Allah  memberikan sebagian nur-Nya kepadanya". 
            Disamping itu qiyamul lail salah satu obat hati. Karena shalat yang dilakukan dikeheningan malam itu, mengantarkan orang yang menunaikannya menjadi lebih dekat dengan Allah. Hati yang dekat dengan Allah adalah hati yang tenang dan damai.
            Orang yang rindu qiyamul lail adalah orang yang memiliki kadar keikhlasan lebih. Ia rela untuk meninggalkan tidurnya demi bersimpuh dihadapan Khaliqnya. Sehingga Allah memuji mereka dengan orang yang menjauhkan lambungnya dari peraduan.
            Disamping dimensi ruhiyah diatas qiyamul lail juga memiliki dimensi jasadiyah. Banyak kalangan mengatakan bahwa masa tidur ideal adalah 6 s/d 8 jam. Karena itu merupakan waktu yang cukup untuk istirahat dan mengumpulkan energi untuk sktivitas di paga harinya. Namun ilmuwan Ray Meddis berpendapat bahwa masa tidur yang sempurna hanyalah 3 s/d 4 jam saja. Seseorang akan mengalami deep sleep dalam waktu itu. Sisa waktu yang lain dapat dignakan untuk bermunajat kepada Allah.
            Fadhalla Khairi, seorang ilmuwam muslim Mesir mengatakan Qiyamul lail merupakan panduan bagi seorang muslim untuk mencapai keseimbangan. Di sisa istirahatnya, tiga jam masa efektif tidur malam, maka iapun mestinya bangun untuk menjalankan aktivitas yang bermanfa'at. Dan bangun diwaktu malam merupakan aktivitas yang sangat bermanfa'at.
            Ia menambahkan, pada sa'at itu energi di dalam tubuh seseorang berada dalam kondisi rendah. Selain itu, medan refleksi juga begitu bersih. Dampaknya akan meningkatkan intuisi seseorang dan kesadaran diri untuk mampu mengendalikan emosi negatif.
            Menurut Khaeri, pada sa'at seseorang menggelar sajadah untuk menunaikan shalat tahajjud, ia berada dalam kondisi layaknya orang melakukan relaksasi dan meditasi atas kelejar pineal. Ini akan menspiritualkan intelektual seseorang disertai dengan kemampuan personal untuk mendekatkan diri kepada Allah serta menjalin hubungan yang harmonis sesama manusia.
            Kelenjar pineal itu mulai bekerja sejak matahari terbenam. Kelenjar itu memproduksi hormon melatonin dalam jumlah besar dan mencapai puncaknya pada jam 02.00 s/d 03.00 dini hari. Hormon inilah yang kemudian menghasilakn turunan asama amino triptophan dalam jumlah besar. Tahajjud menjadi sarana untuk mempertahankan melatonin dalam jumal yang stabil.
            Selanjutnya melatonin ini akan membentuk sistem kekebalan tubuh dan membatasi gerak pemicu tumor seperti estrogen. Disamping itu melatonin yang terdapat dalam diri anak-anak sebanyak 120 picogram, akan berkurang dengan bertambahnua usia, mulai pada usia 20 s/d 30 tahun. Selain secara alami berkurang melatonin juga akan berkurang disebabkna pengaruh eksternal. Seperti tidur larut malam karena begadang, medan elektromagnetik, polutan kimia se[erti pestisida yang menyebabkan penyakit tekanan darah tinggi dan sakit kepala. Dan penurunan daya tahan tubuh. Begitu juga kafein, teh hitam dan soda juga  mengakibatkan berkurangnya antioksida melatonin.
            Oleh sebab itu yang harus diperhatikan seorang muslim untuk kebugaran dan kesehatan tubuhnya, bukanlah kuantitas tidur. Tetapi justru kualitas tidur. Waktu tiga jam cukup untuk sleep deep.
Tahajjud tak hanya memberikan memeberikan pengaruh pada kondisi melatonin. Gerakan ibadah disepertiga malam terakhir ini juga memberikan pengaruh tertentu pada tubuh. Paling tidak, pada sa'at berdiri tegak dan mengangkat tangan  ketika takbir secara tidak langsung akan membuat rongga toraks dalam paru-paru  membesar. Ini akan mengakibatkan banyaknya oksigen kedalam paru-paru.
Ada kesegaran yang dirasakan ketika seseorang dapat menghirup udara segar kedalam paru-parunya. Dikeheningan malam itu, pada sa'at sujud, seluruh berat dan daya badan dipindahkan sepenuhnya pada otot tangan, kaki, dada, perut, leher dan jari kaki. Proses ini secara berulang-ulang sehingga beberapa raka'at shalat.
Setelah oksigen masuk ke dalam paru-paru ia akan diedarkan ke seluruh tubuh dengan lancar karena adanya pergerakan otot selama ruku' dan sujud. Selain itu dalam shalat seseorang juga melakukan gerakan duduk diantara dua sujud dan yahiyyat yang menyebabkan adanya gerakan tumit, pangkal paha, jari tangan dan jari-jari kaki yang menyebabkan lancarnya peredaran oksigen.

Wallahu 'alam...

Bahaya Dusta


BAHAYA DUSTA

Lidah termasuk nikmat Allah SWT yang sangat besar bagi manusia. Kebaikan yang diucapkannya melahirkan manfaat yang luas, dan kejelekan yang dikatakannya membuahkan keburukan yang panjang. Barangsiapa mengumbar lidah dan melepaskan kekang yang mengendalikannya, maka syaitan akan masuk untuk memanfa'atkanya. Sehingga dia terperosok kedalam jurang curam yang berbahaya.
Umat manusia tidak akan selamat dari kejahatan lidah, kecuali bila dia mengikatnya dengan kendali syar'i. Sehingga tidak berbicara kecuali tentang hal yang bermanfa'at di dunia dan akhirat. Lidah bisa membuat anggota-anggota tubuh melakukan maksiat, karena tidak sukar untuk menggerakkannya. Dia adalah alat paling penting yang bisa dimanfa'atkan syaitan dalam menjerumuskan manusia.
Kedua mata , amalnya hanya terbatas pada memandang. Kedua telinga fungsinya hanya terbatas pada mendengar, dan tangan hanya bisa menyentuh. Sedangkan lidah, sekalipun kecil, mampu menjangkau segala sesuatu. Baik yang haq maupun yang bathil, menolak atau menerima, ta'at atau maksiat, keimanan maupun kekufuran.
Berdusta termasuk salah satu penyelewengan lidah. Ia merupakan penyalit jiwa. Bila tidak segera diobati maka pelakunya akan terjerumus ke dalam neraka, tempat menetap yang paling buruk.
Berdusta adalah mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan, berdusta merupakan salah satu ciri orang munafik sebagaimana firman Allah SWT :
إذا جاءك المنافقون قالوا نشهد إنك لرسول الله والله يعلم إنك لرسوله والله يشهد إن المنافقين لكذبون
Bila datang kepadamu orang-orang munafik, mereka berkata, " Kami bersaksi bahwa engkau adalah Rasulullah. Sedangkan Allah mengetahui bahwa engkau Rasulullah. Dan Allah menyaksikan bahwa orang-orag munafik itu adalah pendusta (QS Al-Munafikun : 1)

            Berdusta termasuk perbuatan yang berbahaya, karana termasuk perbuatan haram yang bias menyeret pelakunya kedalam jurang api neraka. Kesenangan berdusta bias menjadi karakter pelakunya dan sulit menghilangkannya. Rasulullah SAW bersabda :
وإن الكذب يهدي إلى الفجور , وإن الفجور يهدي إلى النار وما يزال الرجل يكذب ويتحرى الكذب حتى يكتب عند الله كذابا
Sesungguhnya dusta itu menuntun kepada kekejian dan kekejian itu menuntun ke dalam neraka. Tidak henti-hentinya seseorang berdusta dan membiasakan diri dalam berdusta. Sehingga dicatat disisi Allah sebagai pendusta. (HR Mutafaqun Alaih)

Seorang pendusta, sekalipun mencoba menutupi dirinya, tetapi mau tidak mau, cepat atau lambat, Allah akan membukanya. Seorang pendusta akan terhina karena dosanya. Sehingga tidak aneh kalau dia tidak mempunyai banyak kerabat dan jauh dari saudara dan temannya.
Pepatah mengatakan, "sekali lancung keujian seumur hidup orang tak akan percaya". Kepercayaan orang tergantung kepada kejujuran pribadi bersangkutan. Kalau hewan yang dipegang adalah tali kendalinya, kendaraan yang dipegang adalah stirnya. Tetapi manusia yang dipegang adalah perkataan dan ucapannya. Kalau orang kata-katanya sudah tidak bisa dipegang maka apalagi yang bisa dipercaya dari orang tersebut.
            Kejujuran adalah sifat kaum beriman, ciri masyarakat Islam dan lambang pergaulan dan keharmonisan sesama muslim. Ukhuwah akan langgeng dan bersemi jika kejujuran mendasarinya. Tetapi ketika dusta sudah merasukinya, maka ukhuwah terasa hambar, keharmonisan akan terganggu, dan keretakan hubungan akan mengancam sebuah komunitas.oleh sebab itu mari hiasi hidup dengan kejujuran jangan kotori kesucian ini dan keserasian dengan kebohongan dan dusta. Rasulullah mengatakan seorang mukmin mungkin berzina, mungkin mencuri karena kelalaiannya. Tetapi tidak untuk berdusta.

PENGARUH BURUK DUSTA

            Dusta mempunyai beberapa pengaruh buruk. Seandainya hal ini disadari oleh para pendusta, pasti akan meninggalkan kebiasaan dustanya. Dan kembali bertobat kepada Allah SWT. Berikut pengaruh buruk dusta :

1.Menyabarkan keraguan diantara manusia.
            Keraguan artinya bimbang dan resah. Ini berarti seorang pendusta selamanya menjadi sumber keresahan dan keraguan. Dan menjauhkan ketenangan pada orang jujur. Rasulullah SAW bersabda :
دع ما يريبك إلى ما لا يريبك , فإن الصدق طمأنينة والكذب ريبة
Tinggalkan apa-apa yang membuatmu ragu, dan ambil apa-apa yang tidak meragukanmu. Karena sesungguhnya kejujuran itu adalah ketenangan dan dusta itu adalah keraguan. (HR Tirmidzi)

2.Terjerumus kedalam salah satu tanda munafik.
Kemunafikan merupakan sifat yang dibenci Allah SWT. Orang munafik akan menempati kerak neraka yang paling bawah. Berdusta merupakan salah satu kemaksiatan yang mendekatkan seseorang dengan kemufikan. Rasulullah saw bersabda :
أربع من كن فيه كان منافقا خالصا , ومن كانت فيه خصلة منهك , كانت فيه خصلة من نفاق حتى يدعها , إذا اؤتمن خان , وإذا حدث كذب , وإذا عاهد غدر , وإذا خاصم فجر

            Ada empat hal, barang siapa yang memilki semuanya, maka dia munafik sejati. Dan barangsiapa yang memiliki salah satu diantaranya, berarti dia mempunyai satu jenis sifat munafik hingga dia meninggalkanya. Yaitu bila dia diberi amanah dia berkhianat, bila berkata dia dusta, bila berjanji dia mengingkari, dan bila berselisih dia membongkar rahasia. (HR Muttafaq Alaih)

3.Hilangnya keberkahan harta.
Syaithan menjanjikan keuntungan bagi orang yang menyisipi perdagangannya dan pernyataannya dengan dusta dan tipu muslihat. Hal ini terjadi pada orang yang mencintai harta dunia, jabatan, kekuasaan dan rakus mempertahankanya. Keuntungan harta yang didapatnya hanya akan membuat dirinya resah dan risau. Hatinya dihantui oleh rasa bersalah dan kebohongan yang dilakukanya, dia sibuk memata-matai orang lain karena khawatir kebohongan itu terbongkar.
Allah menjanjikan keberkahan bagi orang yang jujur dan mencabut keberkahan dari pedagang dan orang yang berdusta dalam mencari harta. Rasulullah SAW bersabda :
البيعان بلخيار ما لم يتفرقا , فإن صدقا وبينا بورك لهما في بيعهما وإن كتما وكذبا محقت بركة بيعهما
Penjual dan pembeli itu berada dalam khiyar selama keduanya belum berpisah. Bila kedunya jujur dan menjelaskan cacat barangnya. Maka mereka akan diberkahi dalam jual belinya. Bila keduanya menyebunyikan cacat barangnya dan disisipi dusta, maka dicabutlah barokah dalam jual beli yang dilakukannya. (HR Muttafaq Alaih)

4. Hilangnya kepercayaan.
Sesungguhnya selama dusta menyebar dalam kehidupan masyarakat. Maka hal itu akan menghilangkan kepercayaan di kalangan kaum muslimin. Memutus jalan kasih sayang diantara mereka. Sehingga menyebabkan tercegahnya kebaikan dan menjadi penghalang sampainya kebaikan kepada orang yang berhak menerimanya.

5. Memutarbalikan kebenaran.
Diantara pengaruh buruk dusta adalah memutarbalikan kebenaran. Hal itu disebabkan para pendusta suka mengubah kebenaran menjadi kebathilan, kebathilan menjadi kebenaran dalam pandangan manusia. Yang ma'ruf menjadi mungkar, dan yang mungkar menjadi ma'ruf. Sebagaimana para pendusta suka menghiasi keburukan sehingga seolah-olah menjadi baik dalam pandangan manusia. Dan memburuka-burukan yang baik sehingga berubah menjadi buruk. Itulah perniagaan para pendusta.
            Kaum muslimin diharapkan berhati-hati dari para pendusta yang suka memutar balikan fakta dengan kemampuan presentasi yang meyakinkan dan bisa memepngaruhi orang-orang yang tidak punya hujah. Allah melukiskan gambaran mereka dalam Al-Qur'an sebagai salah satu ciri kemunafikan :
وإذا رأيتهم تعجبك أجسامهم , وإن يقولوا تسمع لقولهم كأنهم خسب مسندة , يحسبون كل صيحة عليهم هم العدو فاحذرهم قاتلهم الله أنى يؤفكون.
 
Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira semua teriakan tertuju kepada mereka. Mereka itulah  musuh yang sebenarnya. Maka waspadalah terhadap mereka. Semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan dari kebenaran. (QS Al-munafiqun : 4)

6. Pengaruh dusta terhadap anggota badan
Dusta menjalar dari hati kelidah. Maka rusaklah lidahitu. Lalu menjalar lagi ke anggota badan. Maka rusaklah perbuatan-perbuatan sebagaimana rusaknya lidah dalam berbicara. Umumnya dusta lahir dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Maka semakin besarlah kerusakan itu dan akan menjurus kearah kehancuran

CARA MENINGGALKAN DUSTA

  1. Menghadirkan kebesaran Allah SWT dan memantapkannya. Dusta umumnya disebabkan oleh rasa takut terhadap hilangnya suatu kepentingan yang dijanjikan syaithan. Keyakinan dan tawakal yang mantap kepada Allah akan menghilangkan rasa takut itu.
  2. Memiliki keyakinan yang mantap bahwa kerugian yang telah ditakdirkan untuk kita, mau tidak mau akan terjadi. Khususnya dalam urusan dunia yang membuat kita tamak dan bernafsu untuk mengumpulkanya sehingga menimbulkan dusta. Akan tetapi yakinilah bahwa kerugian dan keuntungan telah ditakdirkan Allah bagi kita. Hal ini akan mendatangkan ketenangan dalam hati.
  3. Melatih jiwa, membiasakan diri melakukan kewajiban yang telah ditetapkan bagi kita. Jiwa  harus dibiasakan meninggalkan dusta sehingga kejujuran menjadi tabiat. Diperlukan kesabaran yang panjang agar sifat jujur ini, harus ada komitmen diri untuk menjauhi dusta.



 

DESKRIPSI

Sebuah cerita perjalanan Hidup seorang Hamba Allah dalam mencari ridho dan cinta Nya...

HORMAT SAYA

Salam Hangat kami sampaikan... Terima Kasih atas kunjungan sahabat... Semoga media ini bisa bermanfaat dan bisa menjadi wasilah bersilaturahim sebagai hamba Allah..