Jumat, 21 Juli 2017

HATI dan LOGIKA



DIA MENGEDEPANKAN HATI
AKU MENGEDEPANKAN LOGIKA
Oleh : Nurhasan Al Karim

Bagian yang tidak kalah penting dalam dalam diri setiap insan adalah hati dan akal. Hati yang akan berhubungan dengan perasaan. Sesuatu hal yang tidak bisa didefinisikan dengan mutlak tapi keadaannya ada, perasaan hati yang berbeda-beda menandakan keberadaannya adalah nyata. Perasaan senang, sedih, gelisah, atau bahkan ketenangan hati itu pun bagian dari perasaan yang ditimbulkan karena adanya hati. Kemudian logika atau akal adalah bagian dari tubuh ini pula yang menjadikan seseorang mampu berfikir, mampu melakukan sesuatu bahkan menciptakan hal-hal baru yang menakjubkan. Adanya akal yang luar biasa seolah prosesor pada seperangkat komputer. Akal sebagai organ yang memerintahkan sesuatu bergerak, dan jika mampu menggunakannya dengan penuh kebaikan maka akan mampu pula menghasilkan sesuatu yang sangat banyak manfaatnya. Hati dan akal ini yang menjadi bagian terpenting dalam diri manusia. Semuanya adalah ciptaan Allah yang berbeda karakternya, namun keduanya adalah makhluk yang ketika mampu memanajemennya maka ia akan mampu menghasilkan manfaat sebanyak-banyaknya. Ketika keduanya bersinergi dengan baik maka akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa dan mampu membahagiakan orang lain. Karena penciptaan dengan akal dibarengai dengan hati yang tulus.
Seiring dengan kenyataannya, tidak sedikit adanya ketidaksinergian antara hati dan logika. Ada yang mengedepankan hati. Maka semua perbuatannya memang berlandaskan dengan sepenuh hati. Dalam hal ini bukan berarti ia tidak menggunakan logikanya. Melainkan hanya lebih cenderung banyak dengan hati, dengan perasaan. Siapakah dia yang mengedepankan hati? Sebagian besar dia adalah kaum hawa (perempuan). Tidak sedikit mereka seorang perempuan lebih mengedepankan hati dibandingkan dengan logikanya. Dia akan lebih sensitif dengan perasaannya. Maka apapun yang dia lakukan adalah cenderung mengedepankan hati. Ketika hati ini senang, nyaman, tenang tanpa adanya rasa gelisah tanpa adanya tekanan maka apapun itu bisa jadi dia lakukan. Dan ketika dia menerima apapun dari luar dirinya maka akan lebih dimasukkan kedalam hati. Maka tidak sedikit permpuan akan lebih mudah menitikkan air mata, baik saat ia bahagia maupun berduka. Karena dia mengedepankan hati sebagai pusatnya. Maka tak heran seorang perempuan memiliki kelembutan, ketenangan, dan keindahan dalam berbuat karena semuanya dengan hati. Maka akan tersentuh kembali kepada hati yang menerimanya. Allah menjadikan perempuan ini berbeda dengan laki-laki adalah karena mengedepankan hati inilah salah satunya. Maka perempuan sebagai bagian tulang rusuk yang bengkok tidak akan semudah dan sesingkat waktu untuk meluruskannya melainkan harus dengan kelembutan, kenyamanan yang mengedepankan hati kembali.
Jika perempuan lebih mengedepankan hati, maka kaum adam (laki-laki) ternyata tidak sedikit pula yang mengedepankan logika. Fitrah seorang lelaki yang lebih mengedepankan logika, maka laki-laki akan cenderung bersikap simple dan tidak bertele-tele. Dia lebih banyak berfikir, memperhitungkan segala sesuatunya. Dalam hal ini laki-laki pun mengedepankan logika bukan berarti tidak menggunakan perasaan hatinya. Hanya saja dia tidak akan memperdulikan perasaan ketika logikanya akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik dampaknya. Dengan kecenderungan mengedepankan logika, dia akan lebih mampu berimajinasi, menciptakan inovasi-inovasi luar biasa yang mungkin saja semua orang akan merasakan manfaat dari buah hasil pemikirannya. Laki laki akan berfikir seribu kali sebelum melakukan sesuatu jika apa yang akan diperbuatnya tidak sejalan dengan logikanya. Lebih banyak perhitungan, imajinasi, dan simple. Ketika tidak rasional sebuah perhitungan maka logikanya akan menolak.
Siapakah yang lebih baik? Dia yang mengedepankan hati atau aku yang mengedepankan logika? Maka jawabannya yang ideal adalah dia yang mampu berfikir dengan logikanya dan melakukan dengan sepenuh hatinya. Dalam kenyataannya sedikit sekali yang mampu melakukan keduanya ini. Bagaimanapun akan ada kecenderungan baik lebih kepada hati atau pun kepada logika. Namun bukan berarti tidak ada jalan lain karena Allah menciptakan makhluk dengan tidak sia-sia. Sebagaimana Allah firmankan dalam Al Qur’an bahwa manusia diperintahkan untuk berfikir “tafakkur”yang bermakna berfikir. Dan dalam keterangan lain pun menjelaskan bahwa “ketika hati itu baik maka baiklah semua anggota tubuhnya”. Maka keduanya adalah baik ketika hati dan logika di gunakan semata mengharapkan ridho Allah dan mashlahat sebanyak-banyaknya.
Sudut pandang lain, hati dan akal ini akan mampu bersatu dan bersinergi namun membutuhkan orang lain melakukannya. Seorang laki-laki yang mengedepankan logika maka perempuan yang mengedepankan hati. Allah menciptakan makhluk berpasang-pasangan untuk saling mengenal dan saling melengkapi. Terikat dengan ikatan suci yang Allah janjikan dalam sebuah momentum pernikahan. Maka saat itulah seorang laki-laki (suami) dan perempuan (istri) saling memahami agar keputusan dalam melakukan perbuatan perlu dimusyawarahkan. Seorang istri yang mengedapankan hati mengingatkan suami agar mendapatkan kenyamanan dalam menentukan sebuah keputusan hasil dari perhitungan logika sang suami. Sebagai seorang manusia yang mengingikan kebahagian dunia dan akhirat maka harus adanya sinergisitas antara hati dan logika. Maka dalam sebuah kehidupan berpasangan inilah akan saling mengingatkan, melengkapi hingga menuju sinergisitas ridho illahi dalam mengedepankan hati dan logikanya.
Wallahu’alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

DESKRIPSI

Sebuah cerita perjalanan Hidup seorang Hamba Allah dalam mencari ridho dan cinta Nya...

HORMAT SAYA

Salam Hangat kami sampaikan... Terima Kasih atas kunjungan sahabat... Semoga media ini bisa bermanfaat dan bisa menjadi wasilah bersilaturahim sebagai hamba Allah..