DONGENG RAMADHAN
1438
Oleh : Nurhasan Al
Karim
Hari itu
adalah hari Rabu tepat pada saat hari ke 5 Ramadhan tahun 1438 H. Pagi setelah
sahur dan shubuh berjamaah aku menjalani aktivitasku seperti biasa sama seperti
hari-hari sebelumnya. Namun pada hari itu ada kejadian yang membuatku cukup
penasaran, aku tertidur di kursi tamu rumhaku hingga terbangun sekitar pukul
07.00 (kesiangan kerja tapi sudah shubuh ko). Aku terbangun dengan wajah yang
jika ada cermin mungkin seperti orang yang kebingungan. Yaaaj, tepatya
mlongo-mlongo gitu. Tapi aku mlongo sebenarnya bukan kebiasaanku, hanya saja
aku bermimpi tanda akan terjadi dalam waktu dekat ini terhadapku. Karena
cueknya diri ini aku tak begitu
memperdulikan mimpi itu, aku pikir mimpi itu hanya bunga tidur saja, dan optimis
tak akan terjadi apa-apa, Insyaa Allah semua baik-baik saja.
Aku berangkat
kerja dan seperti biasa bertemu dengan rekan kerjaku di kantor. Dan sudah aku
siapkan beberapa persyaratan yang harus aku bawa ke KPP untuk menyelesaikan
amanah dari tempat kerja ku. Dan singkat cerita aku berangkat bersama kuda
besiku yang aku namakan ia adalah “Balqa”. Haahaha itu nama motor…hhi. Dalam
perjalananku menuju KPP sekitar 40 menit dengan kecepatan santai, aku merasakan
kebosanan saat berkendara. Hingga akhirnya aku coba bacakan “al matsurat”
dengan sedikit suara didalam helm yang cukup terdengar di telingaku sendiri.
Sampailah aku
di KPP dan mencoba untuk menyelasaikan amanah ini. Hampir saja aku
menyelesaikannya namun ternyata ada beberapa berkas yang perlu di lengkapi
dengan tanda tangan dan stempel atasanku. Apa daya, aku harus kembali ke tempat
kerjaku untuk melengkapinya. Disepanjang jalan menuju kembali ketempat kerjaku
aku sedikit menarik gas dengan hati-hati dan rasanya ingin segera menyelasaikan
amanah ini secepat mungkin. Karena hari itu adalah hari terkahir untuk
menyelesaikan amanah. Katakanlah hari itu adalah hari jatuh tempo.
Pasar krucuk,
adalah pasar yang cukup terkenal didaerahku yang saat ini aku melewatinya cukup
tenang, karena arah jalan menuju tempat kerjaku tidak begitu ramai. Persis
didepanku aku melihat ada mobil angkot berwarna kuning bertuliskan angka 04
jelas didepanku sedang terparkir di pinggir jalan. Dalan cerita laju motor yang
aku kendarai tepat setelah jembatan melewati pasar kurucuk tak kuduga angkot
yang kulihat tadi tiba-tiba berbelok menuju lawan arah. Aku yang sedang
menikmati laju motor berusaha menghindar dan tak bisa kubayangkan “BRUK”
motorku mengenai bagian depan mobil angkot itu dan aku terdampar mencium aspal
hitam. Aku bergegas bangun dan duduk di pinggir jalan tak memperdulikan
kendaraanku yang sudah ancur sebelah bagian kiri. Aku terdiam dan mencoba
memeriksa badanku yang terasa perih bagian tangan dan kaki kiri ku. Sungguh
Puji Allah Semesta Alam, Alhamdulillah, jari tangan kananku luka dan kaki
kiriku yang lecet memar merah dengan sedikit darah membuatku tersenyum. Allah
menolongku dalam kejadian ini, semua tubuhku normal dan tidak ada patah tulang.
Luka ringan ini yang menjadi pengingatku kepada Nya, merasa sangat bersyukur.
Setibanya aku ditempat kerjaku aku diantar oleh teman kerjaku yang kebetulan ia
sedang lewat saat kejadian. dan, lagi-lagi aku bersyukur aku sudah biasa
berjalan dan aktivitas kembali. Walaupun ada sedikit berbeda wajah yang kadang
mencoba menahan rasa perih sambil kupaksa untuk tetap tersenyum.
Allahu Akbar,
Allahu Akbar, Allahu Akbar… aku merasakan keajaiban al matsurat itu,
Alhamdulillah meskipun motorku begitu ancur sebelah namun tubuhku tetap sehat
dan aku merasakan kebesaran Nya. Semoga bisa istiqomah dalam ibadah Nya.
Aamiin…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar