DIA MENGEDEPANKAN HATI
AKU MENGEDEPANKAN LOGIKA
AKU MENGEDEPANKAN LOGIKA
Oleh : Nurhasan Al Karim
Bagian yang tidak kalah penting dalam dalam diri setiap insan
adalah hati dan akal. Hati yang akan berhubungan dengan perasaan. Sesuatu hal
yang tidak bisa didefinisikan dengan mutlak tapi keadaannya ada, perasaan hati
yang berbeda-beda menandakan keberadaannya adalah nyata. Perasaan senang,
sedih, gelisah, atau bahkan ketenangan hati itu pun bagian dari perasaan yang
ditimbulkan karena adanya hati. Kemudian logika atau akal adalah bagian dari
tubuh ini pula yang menjadikan seseorang mampu berfikir, mampu melakukan
sesuatu bahkan menciptakan hal-hal baru yang menakjubkan. Adanya akal yang luar
biasa seolah prosesor pada seperangkat komputer. Akal sebagai organ yang
memerintahkan sesuatu bergerak, dan jika mampu menggunakannya dengan penuh
kebaikan maka akan mampu pula menghasilkan sesuatu yang sangat banyak
manfaatnya. Hati dan akal ini yang menjadi bagian terpenting dalam diri manusia.
Semuanya adalah ciptaan Allah yang berbeda karakternya, namun keduanya adalah
makhluk yang ketika mampu memanajemennya maka ia akan mampu menghasilkan
manfaat sebanyak-banyaknya. Ketika keduanya bersinergi dengan baik maka akan
menghasilkan sesuatu yang luar biasa dan mampu membahagiakan orang lain. Karena
penciptaan dengan akal dibarengai dengan hati yang tulus.
Seiring dengan kenyataannya, tidak sedikit adanya ketidaksinergian
antara hati dan logika. Ada yang mengedepankan hati. Maka semua perbuatannya
memang berlandaskan dengan sepenuh hati. Dalam hal ini bukan berarti ia tidak
menggunakan logikanya. Melainkan hanya lebih cenderung banyak dengan hati,
dengan perasaan. Siapakah dia yang mengedepankan hati? Sebagian besar dia
adalah kaum hawa (perempuan). Tidak sedikit mereka seorang perempuan lebih mengedepankan
hati dibandingkan dengan logikanya. Dia akan lebih sensitif dengan perasaannya.
Maka apapun yang dia lakukan adalah cenderung mengedepankan hati. Ketika hati
ini senang, nyaman, tenang tanpa adanya rasa gelisah tanpa adanya tekanan maka
apapun itu bisa jadi dia lakukan. Dan ketika dia menerima apapun dari luar
dirinya maka akan lebih dimasukkan kedalam hati. Maka tidak sedikit permpuan
akan lebih mudah menitikkan air mata, baik saat ia bahagia maupun berduka.
Karena dia mengedepankan hati sebagai pusatnya. Maka tak heran seorang
perempuan memiliki kelembutan, ketenangan, dan keindahan dalam berbuat karena
semuanya dengan hati. Maka akan tersentuh kembali kepada hati yang menerimanya.
Allah menjadikan perempuan ini berbeda dengan laki-laki adalah karena
mengedepankan hati inilah salah satunya. Maka perempuan sebagai bagian tulang
rusuk yang bengkok tidak akan semudah dan sesingkat waktu untuk meluruskannya
melainkan harus dengan kelembutan, kenyamanan yang mengedepankan hati kembali.
Jika perempuan lebih mengedepankan hati, maka kaum adam (laki-laki)
ternyata tidak sedikit pula yang mengedepankan logika. Fitrah seorang lelaki
yang lebih mengedepankan logika, maka laki-laki akan cenderung bersikap simple
dan tidak bertele-tele. Dia lebih banyak berfikir, memperhitungkan segala
sesuatunya. Dalam hal ini laki-laki pun mengedepankan logika bukan berarti
tidak menggunakan perasaan hatinya. Hanya saja dia tidak akan memperdulikan
perasaan ketika logikanya akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik dampaknya.
Dengan kecenderungan mengedepankan logika, dia akan lebih mampu berimajinasi,
menciptakan inovasi-inovasi luar biasa yang mungkin saja semua orang akan
merasakan manfaat dari buah hasil pemikirannya. Laki laki akan berfikir seribu
kali sebelum melakukan sesuatu jika apa yang akan diperbuatnya tidak sejalan
dengan logikanya. Lebih banyak perhitungan, imajinasi, dan simple. Ketika tidak
rasional sebuah perhitungan maka logikanya akan menolak.
Siapakah yang lebih baik? Dia yang mengedepankan hati atau aku yang
mengedepankan logika? Maka jawabannya yang ideal adalah dia yang mampu berfikir
dengan logikanya dan melakukan dengan sepenuh hatinya. Dalam kenyataannya
sedikit sekali yang mampu melakukan keduanya ini. Bagaimanapun akan ada
kecenderungan baik lebih kepada hati atau pun kepada logika. Namun bukan
berarti tidak ada jalan lain karena Allah menciptakan makhluk dengan tidak
sia-sia. Sebagaimana Allah firmankan dalam Al Qur’an bahwa manusia
diperintahkan untuk berfikir “tafakkur”yang bermakna berfikir. Dan dalam
keterangan lain pun menjelaskan bahwa “ketika hati itu baik maka baiklah semua
anggota tubuhnya”. Maka keduanya adalah baik ketika hati dan logika di gunakan
semata mengharapkan ridho Allah dan mashlahat sebanyak-banyaknya.
Sudut pandang lain, hati dan akal ini akan mampu bersatu dan
bersinergi namun membutuhkan orang lain melakukannya. Seorang laki-laki yang
mengedepankan logika maka perempuan yang mengedepankan hati. Allah menciptakan
makhluk berpasang-pasangan untuk saling mengenal dan saling melengkapi. Terikat
dengan ikatan suci yang Allah janjikan dalam sebuah momentum pernikahan. Maka
saat itulah seorang laki-laki (suami) dan perempuan (istri) saling memahami
agar keputusan dalam melakukan perbuatan perlu dimusyawarahkan. Seorang istri
yang mengedapankan hati mengingatkan suami agar mendapatkan kenyamanan dalam
menentukan sebuah keputusan hasil dari perhitungan logika sang suami. Sebagai
seorang manusia yang mengingikan kebahagian dunia dan akhirat maka harus adanya
sinergisitas antara hati dan logika. Maka dalam sebuah kehidupan berpasangan
inilah akan saling mengingatkan, melengkapi hingga menuju sinergisitas ridho
illahi dalam mengedepankan hati dan logikanya.
Wallahu’alam.