Kamis, 27 Oktober 2016

Cinta itu…?
Oleh. Nurhasan

Tidak Terlihat tapi mampu dirasakan
Meski tersirat tapi begitu mengesankan
Ialah cinta,,
Sulit diungkapkan dan tak mampu menembus melihatnya
Karena terkurung terbelenggu dalam hati yang yang tersembunyi
Fitrahnya terjaga, putih tanpa ada sebuah noda
Maka itulah cinta karena takwa

Mungkin raga ini begitu kuat dan gagah
Tapi tidak untuk hati yang lembut
Bahkan terlampau lembut karena keindahannya
Hingga tak sanggup begitu rapuh untuk diungkapkan

Biarlah, biarlah… biarlah ia tetap tumbuh
Hanya kutanamkan dalam hati tersembunyi dengan rapi
Hanya kubisa membawanya dalam doa dan harapan
Berharap itu adalah cinta yang hakiki
Dengan kuasa Nya akan kudapatkan tanpa ada alasan
Karena cara Nya yang indah tak akan mampu halangkan

Tuhan,, ku kembalikan cinta ini padamu
Jika kau ijinkan hanya sekejap
Berikan hati ini yang kaya dengan keikhlasan
Hingga ku tetap mampu tersenyum
Meraih ridho Mu yang lebih indah ku utamakan…
Insyaa Allah….
Bersabarlah…ya

Rabu, 12 Oktober 2016

BELAJAR MANAJEMEN DARI WAKTU SHOLAT



BELAJAR MANAJEMEN DARI WAKTU SHOLAT
Oleh : Nurhasan Al Karim
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_IyD_3gfy0P6BUVRnDSRIjV5ipWLxvbRwPvZltAiiunLMvdrRE7MFldt4wIXryvKqGHq_qgUjrogoMqkU1OE2zmSJBGtcoX_sAGwxcSXVEyJ4-ZrTSuPv1RfQ9oD4WL4KwRX04TEyVm79/s640/Sholat-Awal-Waktu.jpg
Dalam islam yang memiliki rukunnya yang ke dua adalah sholat. Sholat merupakan sebuah wujud ibadah diri manusia sebagai makhluk kepada penciptanya yakni Allah Yang Maha Esa. Sholat juga merupakan sebuah doa, sebagai wujud rasa syukur manusia atas segala anugerah yang Allah berikan kepada manusia. Sholat merupakan ciri khas dan yang membedakan seorang muslim dengan orang kafir. Dengan sholat yang sebenar-benarnya (khusyuk) tidak sedikit orang mengungkapkan dengannya (sholat) akan menenangkan hati mendamaikan jiwa dari segala penat dunia yang dihadapinya. Maka tidaklah heran jika Allah dengan firmannya menyebutkan “Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat.” (Q.S Al-Baqarah :45)
Didalam ibadah sholat tentu memiliki banyak hikmah yang bisa diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Bagaimana kita bisa menerapkan nilai-nilai sholat kepada kehidupan sehari hari bermulai dari takbir hingga mengucapkan salam. Salah satu yang bisa kita petik hikmah dari sholat ialah belajar manajemen dari waktu sholat itu sendiri. Tentunya sholat pun memiliki manajemen waktunya yang tidak semena-mena melaksanakan sholat semau kita. Sebagaimana dalam firman Nya dalam surah An Nisa ayat 103 :
“Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”
Dalam melaksanakan sholat yang lima waktu mulai dari shubuh, dzuhur, ashar, maghrib dan isya telah ditentukan waktu-waktunya dalam Islam. Tidaklah melaksanakan sholat lima waktu itu dengan semaunya kita. Maka tidak dibenarkan ketika melaksanakan sholat fardhu ini dilakukan dalam satu waktu, melainkan telah ditentukan waktu-waktunya. Dari situlah kita bisa memetik hikmah bahwa Allah telah mengajarkan manajemen kepada kita tentang waktu sholat fardhu.
Dimulai dari waktu shubuh, selesai kita beristirahat dan terbangun untuk melakukan sholat shubuh terlebih dahulu. Allah telah mengajarkan kepada kita untuk berbuat kebaikan lebih awal adalah kebaikan. Sholat shubuh sebelum melakukan aktifitas kita.
Seiring berjalan waktu dengan kesibukan manusia dalam mencari ridho Nya, melalui bekerja, untuk menafkahi istrinya, anaknya, orang tuanya bahkan untuk dirinya sendiri Allah telah mengatur waktu dengan kewajiban kita untuk melaksanakan sholat dzuhur. Saat itulah, ditengah kepenatan kita terhadap dunia maka dengan sejenak menenangkan hati untuk beribadah sholat dzuhur adalah sarana yang indah yang Allah anugerahkan. Memohon ampunan atas segala dosa dan kehilafan kita saat berawal kita berangkat bekerja hingga di pertengahan siang selesai bekerja.
Melanjutkan pekerjaan yang belum selesai, dzuhur yang baru saja terlewatkan kini telah menemukan kita kepada ashar. Allah telah mengatur diwaktu ashar sebagai detik detik menuju pergantian hari dalam dimensi lain, manusia diperintahkan untuk memohon ampunan kembali atas dosa dan kehilafan dari waktu dzuhur hingga ashar.
Dan setelah selesai bekerja hingga kembali ke rumah bersama anak dan istri, keluarga Allah pertemukan kembali dengan waktu maghrib. Saat inilah  berkumpul dalam kehangatan keluarga, memohon ampunan kepada Allah dari waktu pagi hingga dzuhur hingga asahar dan maghrib.
Waktu isya merupakan waktu terajhir kita sebelum mengejapkan mata yang sudah lelah seharian untuk bekerja semata mengharap keridhoan Nya. Allah memberikan kesempatan untuk memohon ampunan sebelum ia benar-benar menutupkan matanya.
Manajemen waktu yang Allah tentukan kepada kita dengan sholat tentu sangatlah bermanfaat untuk kesehatan tubuh ini. Karena bagiamana mungkin sehat jika setiap saat kita bekerja tanpa adanya istirahat. Maka dengan sholat pula istrihat terbaik seorang manusia yang memiliki ganjaran pahala. Ketika seseorang mampu melaksanakan sholat dengan waktunya yang telahAllah tetapkan dengan baik, maka jangan heran jika ia mampu mengatur perencanaan-perencanaan hidupnnya dengan mudah.
Allah tidak memerintahkan hambanya untuk terus beribadah sholat sehingga ia lupa dengan dunianya dan Allah pun tidak memerintahkan hambanya untuk terus bekerja sehingga ia lupa akan akhiratnya. Maka manajemen yang Allah ajarkan melalui ibadah sholat adalah manajemen terbaik untuk mencapai tujuan-tujuan hidup ini.
Wallahu’alam.

Selasa, 11 Oktober 2016

Untuk mu BEM


Assalamu’alaikum,
Assalamu’alaikum para mujahid muda yang tak pernah mengenal putus asa,
Assalamu’alaikum para mujahid yang tak pandang waktu untuk terus meraih rahmat dan keridhoan Nya,
Sungguh mulia hati, tutur dan tingkahmu yang begitu menggelora karena Nya,
Seakan panasnya bara api yang membakar kulit takkan melebihi bara semangatmu demi menegakkan syiar syiar yang memberikan kedamaian kedalam hati setiap insan,
Tak pernah peduli rintangan dan hambatan yang menghadang tetap kau katakan “Aku mampu hadapinya !”
Lagi dan lagi bibirmu mengucap “Allah”,, “cukup Allah sebaik baiknya penolong dan pelindung diri ini”
Lagi dan lagi kau sertakan dalam hati yang tak pernah henti memohonkan doa indah dalam setiap waktu dan kaki yang kau lagkahkan,
Engkaulah duhai kawanku,
Engkaulah duhai sahabatku,
Engkaulah duhai mujahidku,
Kau kepalkan tanganmu dan kau sandarkan pada dada dengan penuh keyakinan kuat saat itu,
Saat saat dimana adalah ucapan terberat dalam ucapan yang tak biasa kau ucap,
Dengan hati yang penuh harap perlindungan Nya, dan matamu yang hampir hampir bahkan menjatuhkan air mata, sebagai saksi memohon pertolongan Nya,
Kau katakan dengan gagah duhai mujahid
“Kami Badan Eksekutif Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Husnul Khotimah . . .”
Engkau pula kuatkan ucapan dengan perkataan yang indah, ialah syahadat
Engkau pula katakan dengan hati yang terdalam tanpa ada sesuatu pun yang menghalangimu bertekad,
Dan kini saat kau telah berjalan, saat kau sudah melangkah, saat waktu tak bisa kau kembalikan kepada saat saat itu, dan memang takkan pernah bisa,
Maka, masih pantaskah untuk terus mengeluh karena seuntai duri kecil, atau sebongkah batu kerikil atau karena sehempas debu yang harusnya bisa kau lewati,
Duhai mujahidku, aku merindukan bara semangat yang dulu kau ikrarkan dihadapan perindu perindu perubahan kebaikan,
Duhai mujahidku, tak ada kata lelah ketika kau gantikan dengan “Lillah”
Duhai mujahidku, setiap setitik pemikiranmu yang indah, setiap selembar harta yang kau keluarkan, setiap segenggam tenaga yang kau curahkan, setiap secercak perasaan yang kau tabahkan, bahkan setetes keringat yang terjatuh tanpa kau ingat dan kau sadari, sungguh indah begitu membuat semua menginginkan hal itu, yang akan menjadi saksi sebagai perjuanganmu dalam dakwah ini,
Allahu Akbar,,
Walhamdulillah,,,
Segala puji hanya bagi Allah,
Sebuah pelangi yang indah takkan dikatakan indah jika tiada perbedaan warna,
Sebuah roda yang gagah takkan berputar tanpa gerigi gerigi yang berputar pula,
Sebuah genggaman kuat takkan terjadi jika tanpa adanya jari jari yang bersatu,
Untukmu duhai mujahidku, tetapkan dan teruslah gelorakan semangatmu menuju kebaikan,
Saat kau merasa lelah dengan semua ini, maka ingatlah kembali saat kau kepalkan tangan sambil berazzam dengan penuh keyakinan,
Saat kau benar benar berada dikelam kegundahan, maka lihatlah dan rasakan bahwa kau tak pernah sendiri,
Ada kawan, sahabat, adik, kakak, ayah, ibu serta Allah yang menantikanmu untuk tetap tersenyum jalankan dakwah ini,
Ayooo…semangat mujahidku,,
Kami merindukan semangatmu,,, BEM SETIA HK,,,
Allahu Akbar !!!
                       

Mengingatnya adalah keindahan



Dia itu indah, bahkan indahnya tak bisa ku setarakan dengan apapun. Keindahnya yang memukau tak kunjung terpandang kasat mata. Jika ku dengar lantunan suaranya rasanya bergetar semua hati ini hingga ku rasa kaku membisu. Ketika ku genggamnya dengan tangan yang penuh harapan, terlintas hasratku tak ingin hanya sebentar kunikmati waktu bersamanya. Namun ingin terus bersamanya hingga terkadang ku lupa akan masa yang telah berlalu. Allahu Akbar, sungguh ku telah jatuh cinta padanya Al Quran.
Berawal dari tiga minggu yang lalu atau lebih dari itu, tepatnya satu minggu sebelum idul adha 1437 H, dimana saat itu aku yang sudah duduk di semester tujuh perkuliahan seperti pada umunya. Tepat dihari senin, mengawali perkuliahan dan di jam kedua adalah Mata Kuliah Tahfidz. Saat mendengar Tahfidz, rasanya lemah diri ini, gelisah diri ini hampir tak karuan. Karena apa? Jawabannya adalah aku adalah salah satu orang yang sulit dalam menghafal Al Quran. Rasanya hampir putus asa, saat ku coba menghafal kemudian tak kunjung hafal juga. Sekalinya hafal pun itu cumin beberapa ayat saja.
Saat itu ku duduk bersamaan dengan teman sekelasku, dia adalah seseorang yang berjenggot, dengan tipe celana bahan yang sedikit ke atas, dan paling pinter kalo nulis nulis. Kusebut dia adalah “Bang Nuril.” Nama aslinya adalah Ahmad Nuril Muminin, sudah beru,ur lebih dewasa dibandingku, namun kesan humornya bersama temen dibawah umurnya tetep keceh. Haha.
“Bang, gimana sih caranya? Antum bisa cepet ngafal?”
“Pertama, dari niat. Niatkan antum karena Allah. Kemudian cara menghafalnya seikit sedikit.”
“He’em… terus waktu menghafal nya kapan?”
“Iya, antum coba menghafal dengan lima baris setiap hari , untuk sementara jangan lebih dari itu dulu. Lima baris saja dulu setiap hari. Hafalkan ayat pertama sampai benar-benar hafal, kemudian ayat kedua. Setelah hafal ayat kedua, coba antum hafalkan ayat pertama dengan kedua. Setelah berulang-ulang, kemudian hafalkan ayat ketiga. Kemudian ulangi dari ayat pertama sampai ayat ketiga, begitu seterusnya sampai dengan cukup lima baris dari yang antum hafal.”
“Setiap hari lima baris saja, gimana kalo mau lebih dari itu.”
“Jangan, antum coba aja dulu lima baris setiap hari. Lebih baik antum coba ulang-ulang terus hafalan lima baris itu. Sudah itu aja dulu.”
“Hemmm… aku coba ya.”
“Ingat ! Ketika kita bisa cepet hafal itu adalah hidayah dari Allah, tapi ketika kita ingin cepet-cepet hafal bisa jadi itu dari syetan.”
“Oh,,, iya iya… aku ngerti Bang..”

Esok harinya, ku coba lakukan apa yang pernah disarankan Bang Nuril tadi, danterus kucoba meskipun memang sulit terus kucoab. Dan akhirnya aku bisa merasakan, bahwa menghafal bagiku memang sulit. Tapi biarlah lebih baik sulit namun kujalani daripada tak pernah kujalani sama sekali.
Setelah beberapa hari kucoba terus bercengkrama setiap pagi bersama pedoman mulia “Al Qur’an” aku mulai ketagihan untuk terus mencoba. Dan akhirnya ku merasakan sepertinya ku jatuh cinta dengannya. Yang terfikir dalam benakku adalah ia adalah mulia, jika ingin menjadi seseorang yang mulia maka ku harus berteman dengan Al Quran yang Mulia. Bahkan aku tak ingin menjadi hanya sekedar teman, namun ku harap ku mampu menjadikannya sebagai darahku yang mengalir, daging yang menempel dan tulang yang mengokohkanku, menjadi bagian dari hidupku.
Tidak ada metode yang tepat dalam menghafal Al Quran melainkan adalah istiqomah. Terus menghafal dan  mulai menghafal sekarang juga. Bukan mencari metode yang tepat sehingga lupa akan waktu sudah berlalu. Mulailah… dalam benakku jika harus sambil merangkak adalah itu yang terbaik dan kubisa, maka mungkin itu yang mampu dilakukun asalkan Allah ridho. Never mind and Never Give Up…!!!
Semangat kawan….!!!

Eii, lupa makasih buat Bang Nuril nih yang udah kasih motivasi, berarti pisan daa bagiku. Hehe…

Minggu, 08 Mei 2016

TEGARKAN HATIMU



TEGARKAN HATIMU
Oleh : Nurhasan Al Karim

Angin yang menghembus, menerpa rerumputan dilapang
Menandakan adanya makna kehidupan
Semakin keatas angin pun akan semakin kencang
Pohon yang hampir terjatuh kembali tegar dengan kokohnya

Usah kau bersedih,
Saat dunia tak melihat kebaikanmu
Karena itu yang tak dimiliki dunia
Usah kau menangis,
Saat dunia melihat keburukanmu
Karena itu adalah cintanya yang terpendam
Usah kau mengeluh,
Karena yang setia tak pernah berubah keadaan
Usah kau kecewa,
Cukuplah Allah segala urusan kau pasrahkan

Biarkan dunia menilai sebagai bukti keberadaanmu
Biarkan dunia menerpa dengan segala fatamorgana
Biarkan dunia berbicara sesuka dengan apa yang dilihatnya
Biarkanlah… Biarkanlah…
Tak perlu kau tanam dalam hati
Karena Allah Maha Tahu akan dirimu

Lihatlah, Angin yang kencang tak runtuhkan akarnya
Lihatlah, gunung yang kokoh tak keluarkan dayanya
Liahtlah, samudera yang luas tak luapkan amarahnya
Lihatlah, mentari yang setia tak keluhkan amalnya
Lihatlah, rembulan yang indah tak memuji dirinya
Lihatlah, burung yang berkicau tak khawatirkan kehidupannya

Rasakan dengan hati,
Hembuskan dengan jiwa,
Kesejukan dan aroma keindahan
Mengingat Nya sebagai cinta yang mendalam
 

DESKRIPSI

Sebuah cerita perjalanan Hidup seorang Hamba Allah dalam mencari ridho dan cinta Nya...

HORMAT SAYA

Salam Hangat kami sampaikan... Terima Kasih atas kunjungan sahabat... Semoga media ini bisa bermanfaat dan bisa menjadi wasilah bersilaturahim sebagai hamba Allah..