Minggu, 07 Desember 2014

Waktu

WAKTU

Tidak terbit fajar suatu hari, kecuali dia berseru. "Putra-putri Adam, aku waktu, aku ciptaan baru, yang menjadi saksi usahamu. Gunakan aku karena aku tidak akan kembali lagi sampai hari kiamat."

“Waktu adalah sungai yang mengalir ke seluruh penjuru sejak dahulu kala, melintasi pulau, kota, dan desa, membangkitkan semangat atau meninabobokan manusia. Ia     diam seribu bahasa, sampai-sampai manusia sering tidak menyadari kehadiran waktu dan melupakan nilainya, walaupun segala sesuatu --selain Tuhan-- tidak akan mampu melepaskan diri darinya.

Assalamualaikum sahabat yang di rahmati Allah SWT, semoga selalu dalam keadaan sehat dan dalam lindungan Nya. Aamiin…
Berbicara tentang waktu adalah sesuatu yang sulit untuk di definisikan namun kenyataannya adalah ada dan selalu hadir dalam kehidupan kita, saat ini, esok, atau yang sudah terlewati bahkan yang akan datang.

Dalam Kamus Besar Bahasa indonesia paling tidak terdapat empat arti  kata  "waktu":  (1)  seluruh  rangkaian saat, yang telah berlalu, sekarang, dan yang akan  datang;  (2)  saat  tertentu untuk  menyelesaikan  sesuatu;  (3)  kesempatan,  tempo,  atau peluang; (4) ketika, atau saat terjadinya sesuatu.
Al-Quran   menggunakan   beberapa   kata   untuk   menunjukkan makna-makna di atas, seperti:

a.      Ajal, untuk menunjukkan waktu berakhirnya sesuatu, seperti berakhirnya usia manusia atau masyarakat. Setiap umat mempunyai batas waktu berakhirnya usia (QS Yunus [10]: 49)
Demikian juga berakhirnya kontrak perjanjian kerja antara Nabi Syuaib dan Nabi Musa, Al-Quran mengatakan: 
Dia berkata, "Itulah (perjanjian) antara aku dan kamu. Mana saja dan kedua waktu yang ditentukan itu aku sempurnakan, maka tidak ada tuntutan tambahan atas diriku (lagi). Dan Allah adalah saksi atas yang kita  ucapkan" (QS Al-Qashash [28]: 28).

b.      Dahr digunakan untuk saat berkepanjangan yang dilalui  alam raya  dalam  kehidupan  dunia  ini, yaitu sejak diciptakan-Nya sampai punahnya alam sementara ini. 
Bukankah telah pernah datang (terjadi) kepada manusia satu dahr (waktu) sedangkan ia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut (karena belum ada di alam ini?) (QS Al-insan [76]: 1).
Dan mereka berkata, "Kehidupan ini tidak lain saat kita berada di dunia, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada yang membinasakan (mematikan) kita kecuali dahr (perjalanan waktu yang dilalui oleh alam)" (QS Al-Jatsiyah [45]: 24).

c.       Waqt digunakan  dalam  arti  batas  akhir  kesempatan  atau peluang  untuk  menyelesaikan  suatu  peristiwa.  Karena  itu, sering  kali  Al-Quran  menggunakannya  dalam  konteks   kadar tertentu dari satu masa.
Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban kepada orang-orang Mukmin yang tertentu waktu-waktunya (QS Al-Nisa' [4]: 103) .

d.      'Ashr,  kata  ini   biasa   diartikan   "waktu   menjelang terbenammya  matahari",  tetapi  juga  dapat diartikan sebagai "masa" secara mutlak. Makna terakhir ini  diambil  berdasarkan asumsi   bahwa  'ashr  merupakan  hal  yang  terpenting  dalam kehidupan manusia.  Kata  'ashr  sendiri  bermakna  "perasan", seakan-akan  masa  harus  digunakan oleh manusia untuk memeras pikiran dan keringatnya, dan hal ini hendaknya dilakukan kapan saja sepanjang masa.

Dari kata-kata di atas, dapat ditarik beberapa  kesan  tentang pandangan Al-Quran mengenai waktu (dalam pengertian-pengertian bahasa indonesia), yaitu: 

a.      Kata ajal memberi kesan bahwa segala sesuatu ada batas waktu berakhirnya, sehingga tidak ada yang langgeng dan abadi kecuali Allah Swt. sendiri.
b.      Kata dahr memberi kesan bahwa segala sesuatu pernah tiada, dan bahwa keberadaannya menjadikan ia terikat oleh waktu (dahr).
c.       Kata waqt digunakan dalam konteks yang berbeda-beda, dan diartikan sebagai batas akhir suatu kesempatan untuk menyelesaikan pekerjaan. Arti ini tecermin dari   waktu-waktu shalat yang memberi kesan tentang keharusan adanya pembagian teknis mengenai masa yang dialami (seperti detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, tahun,  dan seterusnya), dan sekaligus keharusan untuk menyelesaikan pekerjaan dalam waktu-waktu tersebut, dan bukannya membiarkannya berlalu hampa.
d.      Kata 'ashr memberi kesan bahwa saat-saat yang dialami oleh manusia harus diisi dengan kerja memeras keringat dan pikiran.
Demikianlah arti dan  kesan-kesan  yang  diperoleh  dari  akar serta  penggunaan  kata  yang  berarti  "waktu" dalam berbagai makna.

Waktu yang terus berjalan, mengikuti dengan apa yang sudah kita lakukan, bisa terasa berjalan cepat atau juga bisa berjalan terasa lambat. Satu hal yang membedakan perasaan kita terhadap waktu itu sendiri adalah ketika bisa memanfaatkannya atau melewatkannya begitu saja.

Sejenak merenungkan tentang waktu, maka saat ini ketika saya duduk dan bercermin rasanya tak sadar dan tak terasa bahwa kita hidup waktu yang pada saat itu masih duduk bersama pangkuan ibunda, dan memakai seragam putih merah, namun saat ini kutatap kembali diri ini sudah dewasa, saatnya untuk berusaha dan waktu telah diwariskan kepada diri sendiri, apapun diperbolehkan untuk memanfaatkan waktuku sendiri. Dan saat itu rasanya dekat karena masih teringat masa kecil kita, padahal jika kita hitung menggunakan mesin waktu cukup lama, 5 tahun kah, 10 tahun atau bahkan 20 tahun sudah kita lewati dan ingatan kita masih kuat menyimpannya. Seakan dekat padahal jauh. Begitulah waktu yang begitu cepat saat kita tak bisa memanfaatkannya.

Kemudian, bagaimana kita bisa memanfaatkan waktu ? jawabannya adalah ada pada diri kita masing masing, mau di gunakan untuk apa waktu kita, ibadah kah yang menuju kepada kebaikan atau hanya bermain main saja tanpa ada nilai kebaikan.
Dalam sebuah keterangan di sebutkan bahwa :

“Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam di hari kiamat dari sisi Rabb Nya hingga dia ditanya tentang lima perkara (yaitu) : tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia gunakan, tentang haratanya untuk apa ia dapatkan dan dalam hal apa (hartanya tersebut) ia belanjakan dan tentang apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu yang dimilikinya” (H.R. at Tirmidzi)

Ketika kita merenungkan keterangan hadits dia atas, betapa pentingnya waktu kita yang seharusnya kita gunakan dalam hal kebaikan agar tidak pernah ada penyesalan, sehingga tidak ada perasaan waktu ini kurang dan harus di tambah lebih dari 24 jam. Dan akan terasa cukup ketika bisa memanfaatkannya dengan baik dan penuh keberkahan. Sehingga kita tidak termasuk orang orang yang merugi karena waktu yang telah dileawatkannya begitu saja.

“Demi Ashr (masa). Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Q.S. AL Ashr : 1 – 3)

Semoga, kita semua mampu memanfaatkan waktu kita dalam mengerjakan amal shaleh dan kegiatan kegiatan lainnya menuju kepada kebaikan menuju kepada keridhoan Allah SWT. Sehingga tidak termasuk yang merugi, bisa memanfaatkan waktu sebelum lima perkara, sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, kaya sebelum miskin, lapang sebelum sempit dan hidup sebelum mati.

Penulis bukan berarti lebih baik dan lebih tahu dari sahabat pembaca, namun penulis mengajak sahabat bersama sama mengingatkan dan mengerjakan perkara kepada kebaikan. Semoga bermanfaat…

Wallahu’alam bishawab…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

DESKRIPSI

Sebuah cerita perjalanan Hidup seorang Hamba Allah dalam mencari ridho dan cinta Nya...

HORMAT SAYA

Salam Hangat kami sampaikan... Terima Kasih atas kunjungan sahabat... Semoga media ini bisa bermanfaat dan bisa menjadi wasilah bersilaturahim sebagai hamba Allah..