Minggu, 13 Maret 2016

Syarat Jawaban

PENUHI SYARATKU, KUPENUHI JAWABANMU

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,,
Sahabatku yang Allah muliakan kembali ana berjumpa dalam sebuah catatan yang tiada lain mengharapkan keridhoan-Nya dengan pertemuan ini. Semoga selalu dalam ketetapan iman dan islam sehingga mampu berlaku ihsan untuk Nya juga sesama.
Shalawat dan salam tak lupa ana tuturkan semoga tercurahlimpah kepada qudwah hasanah sepanjang zaman yakni Nabiyanaa Muhammad Rasulullah SAW., kepada keluarganya, para sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya yang senantiasa mengharapkan syafaat darinya.
Dalam sebuah kehidupan tentu kita akan menemukan sebuah pilihan, tentunya pilihan tersebut adalah memilih yang baik dari yang buruk, yang terbaik dari yang baik dan tentu yang memiliki lebih banyak mashlahatnya dari pada mudhorotnya.
Selain itu, dalam kehidupan kita sering terpintas dalam pemikiran kita, banyak pertanyaan pertanyaan yang terkadang kita mengetahui jawabannya sendiri dan ada pula yang tidak terfikirkan jawabnnya oleh kita sendiri. Sekali pun kita mengetahui jawaban dari pertanyaan itu tentu dengan proses waktu yang tidak bisa ditentukan hingga tercapailah jawaban itu. Kemudian bagaimana dengan pertanyaan yang memang memerlukan jawaban, namun masih belum terfikirkan oleh kita sendiri. Sehingga ketika akal kita sudah tak mampu menjawab, maka bicaralah hati kepada siapa ia harus bertanya dan memohon jawaban. Akal yang terbatas dengan kemampuannya dan hati yang peka dengan perasaannya akan memohon kepada pemilik hakiki Akal dan Hati yang ada didalam diri ini, yakni Allah subhanaa wa ta’ala.
Doa adalah sebuah pengharapan diri kepada Allah, sebagai wujud rasa syukur, sebagai curhatan hati ini saat penuh dengan pertanyaan kehidupan. Maka saat itulah hal yang harus kita lakukan adalah memohon kepada Nya seraya berdoa. “Iyaa kana’budu wa iyya kanasta’iin”, maka hanya kepada Allah sajalah kami menyembah dan hanya kepada Allah pula kami memohon pertolongan. Doa yang dipanjatkan sebagai senjatanya orang yang beriman, mengakui bahwa manusia adalah lemah tanpa pertolongan Nya. Dalam sebuah keterangan Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam, bersabda; "Uddu'aa'u silahul mu'minin", (Do'a itu adalah senjata mukmin.) "Ad-du'aa'u mukhkhul 'ibadah", (Do'a itu adalah otaknya ibadah). (HR. Ibnu Hibban dan Tirmidzi).
Sebuah pertanyaan kehidupan yang begitu banyak, baik itu berkaitan dengan jodoh, maka timbullah pertanyaan siapa jodohku? Kapan akan bertemu? Atau mungkin berkaitan dengan karir pekerjaan, kapan aku bisa diangkat jadi karyawan tetap? Kapan karirku naik jabatan? Atau pertanyaan tentang ekonomi, kapan aku dapat rejeki banyak? Untuk keperluan sekolah anak-anak juga keperluan sehari-hari bersama istrinya? Dan mungkin masih banyak lagi pertanyaan-pertnyaan yang kita memerlukan jawaban yang pasti. Tiada lah tempat kembali kita menyerahkan segala pertanyaan kehidupan kecuali kepada Allah. Maka dalam kitab Nya Allah berfirman yang artinya sebagai berikut :
“(Dan) Tuhanmu berfirman: ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan bagimu.” (QS. Al Mukmin : 60)
“(Dan) apabila hamba-hamba-Ku bertanya tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku.” (QS. Al Baqarah : 186)
Sahabatku yang Allah muliakan, sungguh langit dan dunia beserta isinya adalah milik Nya. Bahkan jiwa dan raga ini pun adalah miliknya, maka tempat manusia kembali adalah kepada Allah SWT.
Seiring berjalan dengan waktu, dan doa yang telah dipanjatkan tiada henti-hentinya, namun mengapa masih belum juga ditemukan jawabannya. Fitrah manusia yang bernafsu menginginkan segalanya dengan instan. Namun kehidupan ini bukan lah seperti memakan cabe yang sekali makan saat itu pun merasakan pedasnya. Semua membutuhkan waktu dan dalam proses menuju jawaban. Dibalik itu semua ternyata, terkadang kita melupakan sesuatu. Manusia yang menuntut jawaban dari pertanyaannya dengan cepat dan terpenuhi dengan maksimal. Namun, kita lupa dengan syarat-syarat yang wajib kita penuhi untuk menemukan jawabannya. Disinilah tak sedikit manusia lupa akan syaratnya. Tidak ada asmaNya yang buruk, melainkan semuanya adalah baik. Janji Allah akan dipenuhi dengan sepenuhnya, akan mengabulkan doa bagi yang berdoa kepada Nya, namun dengan catatan yang berdoa pun harus memenuhi syaratnya.
Sahabatku yang Allah muliakan,
Dalam kehidupan yang nyata, tidakkah kita sadar mengetahuinya, melihatnya, bahkan mungkin mengalaminya pada saat kita lulus dari jenjang pendidikan, kemudian kita melamar sebuah pekerjaan. Apa yang anda fikirkan? Maka disana ada ketentuan dan syarat diterimanya lamaran kita untuk bisa bekerja di tempat yang kita inginkan. Lantas, apa yang kita lakukan? Demi pekerjaan yang menyenangkan itu, maka ita sibuk mempersiapkan dan memenuhi syarat-syarat yang dibutuhkan. Setelah semua syarat terpenuhi maka kita akan meraih apa yang kita inginkan.
Bagaimana dengan doa yang kita analogikan sebagai sebuah pertanyaan, kemudian kita dengan mudahnya memaksa untuk sebuah jawaban tanpa ada syarat-syarat yang kita penuhi sebelumnya. Apakah itu pantas? Alaa kulli hal, sungguh tiada maksud untuk merendahkan, melainkan mencoba sejenak merenungkan apa yang sudah kita lakukan untuk mendapatkan jawaban yang indah itu? Sudahkah kita penuhi syarat-syaratnya sebagai kewajiban kita. Dalam kehidupan adalah melaksanakan segala perintah Nya dan menjauhi larangan Nya sebagai syarat yang harus kita penuhi. Maka, insyaa Allah, dengan kegembiraan yang tiada terkira Allah pun akan menjawab semua doa, semua pertanyaan dan kegundahan hati ini dalam menapaki kehidupan.
Semoga Allah memberikan kekuatan dan pertolongan Nya untuk tetap berhusnudzon, melaksanakan segala perintah Nya dan menjauhi segala larangan Nya. Sehingga allah tetapak keimanan dan keislaman dalam hati ini untuk berlaku ihsan kepada Allah dan makhluk Nya. Aamiin…

Wallahu’alam.

Selasa, 08 Maret 2016

Cinta Karena Allah

NIAT

Untukmu Da'i Sejati

Tidak Alasan Bagimu Meninggalkan Da’wah


وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى الَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?"


Seorang perawi bercerita”Pernah asuatu hari kami merasakan kegembiraan dan keharuan ketika saat itu kami menyaksikan seorang pria asal Filipina melafalkan dua kalimah syahadat serta mengumumkan keislamanya. Ia melepaskan diri dari agamanya dahulu yang batil dan dari keyakinannya yang menyimpang…namun, kegembiraan itu tak sampai pada puncaknya. Karena kami melihat aura kebahagian yang terpancar dari mukanya setalah resmi masuk agama yang haq ini, tiba-tiba berbalik menampakkan raut muka sedih dan galau. Tak lama kemudian, pun bercucuran …
Sejenak kami membiarkannya, seraya berpikir apa gerangan yang berkecamuk di hatinya dan masing-masing kami hanya saling pandang satu sama lain; merasa heran dengan yang kami lihat. Ketika ia mulai kelihatan  tenang, kami meminta seorang penerjemah untuk menanyainya mengapa tiba-tiba ia menangis. Tahukah kalian apa jawabannya? Sungguh kami semua terhenyak mendengarnya, ia mengatakan, “Sesungguhnya aku bersyukur kepada Allah SWT yang telah mencurahkan nikmat-Nya kepadaku, hingga aku bisa masuk Islam serta Allah SWT menyelamatkanku dari api neraka dan tidak membiarkanku berada dalam kekufuran. Akan tetapi, sungguh sekarang aku memikirkan keadaan ayah da ibuku yang telah meninggal dalam kekufurannya. Bukankah kalian bertanggung jawab untuk membimbing mereka? Mengapa kalian tidak pernah menda’wahi mereaka dan orang-orang sesat lainnya ke dalam Islam? Mengapa kalian tidak menunaikan kewajiban kalian terhadap agama yang haq ini dan menyebarkannya kepada mereka yang penuh rasa dahaga, bahkan melebihi dahaga mereka terhadap makanan dan minuman? Mengapa… Mengapa….? !”
Semua orang menggigil terpana,dan tiba-tiba dilanda perasaan bersalah seraya mengakui realita pahit seperti yang dikemukakannya itu. Kata-katanya begitu meyentuh hati, hingga mereka pun berpikir; Ya, kemana sebagian orang yang enggan menunaikan kewajiban da’wah ini? Supaya mendengar pula kata-kata pria ini, dan menyadari agungnya risalah dan amanah yang diemban oleh masing-masing mereka!


*) dikutip dari buku Tidak Alasan Bagimu Meninggalkan Dakwah (Abdul Aziz Al-Aidan)


 

DESKRIPSI

Sebuah cerita perjalanan Hidup seorang Hamba Allah dalam mencari ridho dan cinta Nya...

HORMAT SAYA

Salam Hangat kami sampaikan... Terima Kasih atas kunjungan sahabat... Semoga media ini bisa bermanfaat dan bisa menjadi wasilah bersilaturahim sebagai hamba Allah..