PENUHI SYARATKU, KUPENUHI JAWABANMU
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,,
Sahabatku yang Allah muliakan kembali ana berjumpa dalam sebuah
catatan yang tiada lain mengharapkan keridhoan-Nya dengan pertemuan ini. Semoga
selalu dalam ketetapan iman dan islam sehingga mampu berlaku ihsan untuk Nya
juga sesama.
Shalawat dan salam tak lupa ana tuturkan semoga tercurahlimpah
kepada qudwah hasanah sepanjang zaman yakni Nabiyanaa Muhammad Rasulullah SAW.,
kepada keluarganya, para sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya yang
senantiasa mengharapkan syafaat darinya.
Dalam sebuah kehidupan tentu kita akan menemukan sebuah pilihan,
tentunya pilihan tersebut adalah memilih yang baik dari yang buruk, yang terbaik
dari yang baik dan tentu yang memiliki lebih banyak mashlahatnya dari pada
mudhorotnya.
Selain itu, dalam kehidupan kita sering terpintas dalam pemikiran
kita, banyak pertanyaan pertanyaan yang terkadang kita mengetahui jawabannya
sendiri dan ada pula yang tidak terfikirkan jawabnnya oleh kita sendiri. Sekali
pun kita mengetahui jawaban dari pertanyaan itu tentu dengan proses waktu yang
tidak bisa ditentukan hingga tercapailah jawaban itu. Kemudian bagaimana dengan
pertanyaan yang memang memerlukan jawaban, namun masih belum terfikirkan oleh
kita sendiri. Sehingga ketika akal kita sudah tak mampu menjawab, maka
bicaralah hati kepada siapa ia harus bertanya dan memohon jawaban. Akal yang
terbatas dengan kemampuannya dan hati yang peka dengan perasaannya akan memohon
kepada pemilik hakiki Akal dan Hati yang ada didalam diri ini, yakni Allah
subhanaa wa ta’ala.
Doa adalah sebuah pengharapan diri kepada Allah, sebagai wujud rasa
syukur, sebagai curhatan hati ini saat penuh dengan pertanyaan kehidupan. Maka saat
itulah hal yang harus kita lakukan adalah memohon kepada Nya seraya berdoa. “Iyaa
kana’budu wa iyya kanasta’iin”, maka hanya kepada Allah sajalah kami menyembah
dan hanya kepada Allah pula kami memohon pertolongan. Doa yang dipanjatkan
sebagai senjatanya orang yang beriman, mengakui bahwa manusia adalah lemah
tanpa pertolongan Nya. Dalam sebuah keterangan Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa
sallam, bersabda; "Uddu'aa'u silahul mu'minin", (Do'a itu
adalah senjata mukmin.) "Ad-du'aa'u mukhkhul 'ibadah", (Do'a
itu adalah otaknya ibadah). (HR. Ibnu Hibban dan Tirmidzi).
Sebuah pertanyaan kehidupan yang begitu banyak, baik itu berkaitan
dengan jodoh, maka timbullah pertanyaan siapa jodohku? Kapan akan bertemu? Atau
mungkin berkaitan dengan karir pekerjaan, kapan aku bisa diangkat jadi karyawan
tetap? Kapan karirku naik jabatan? Atau pertanyaan tentang ekonomi, kapan aku
dapat rejeki banyak? Untuk keperluan sekolah anak-anak juga keperluan
sehari-hari bersama istrinya? Dan mungkin masih banyak lagi pertanyaan-pertnyaan
yang kita memerlukan jawaban yang pasti. Tiada lah tempat kembali kita
menyerahkan segala pertanyaan kehidupan kecuali kepada Allah. Maka dalam kitab
Nya Allah berfirman yang artinya sebagai berikut :
“(Dan) Tuhanmu berfirman: ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku
kabulkan bagimu.” (QS. Al Mukmin
: 60)
“(Dan) apabila hamba-hamba-Ku bertanya tentang Aku, maka (jawablah)
bahwasanya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia
berdoa kepada-Ku.” (QS. Al
Baqarah : 186)
Sahabatku yang Allah muliakan, sungguh langit dan dunia beserta
isinya adalah milik Nya. Bahkan jiwa dan raga ini pun adalah miliknya, maka
tempat manusia kembali adalah kepada Allah SWT.
Seiring berjalan dengan waktu, dan doa yang telah dipanjatkan tiada
henti-hentinya, namun mengapa masih belum juga ditemukan jawabannya. Fitrah manusia
yang bernafsu menginginkan segalanya dengan instan. Namun kehidupan ini bukan
lah seperti memakan cabe yang sekali makan saat itu pun merasakan pedasnya. Semua
membutuhkan waktu dan dalam proses menuju jawaban. Dibalik itu semua ternyata,
terkadang kita melupakan sesuatu. Manusia yang menuntut jawaban dari
pertanyaannya dengan cepat dan terpenuhi dengan maksimal. Namun, kita lupa
dengan syarat-syarat yang wajib kita penuhi untuk menemukan jawabannya. Disinilah
tak sedikit manusia lupa akan syaratnya. Tidak ada asmaNya yang buruk,
melainkan semuanya adalah baik. Janji Allah akan dipenuhi dengan sepenuhnya,
akan mengabulkan doa bagi yang berdoa kepada Nya, namun dengan catatan yang
berdoa pun harus memenuhi syaratnya.
Sahabatku yang Allah muliakan,
Dalam kehidupan yang nyata, tidakkah kita sadar mengetahuinya, melihatnya,
bahkan mungkin mengalaminya pada saat kita lulus dari jenjang pendidikan,
kemudian kita melamar sebuah pekerjaan. Apa yang anda fikirkan? Maka disana ada
ketentuan dan syarat diterimanya lamaran kita untuk bisa bekerja di tempat yang
kita inginkan. Lantas, apa yang kita lakukan? Demi pekerjaan yang menyenangkan
itu, maka ita sibuk mempersiapkan dan memenuhi syarat-syarat yang dibutuhkan. Setelah
semua syarat terpenuhi maka kita akan meraih apa yang kita inginkan.
Bagaimana dengan doa yang kita analogikan sebagai sebuah
pertanyaan, kemudian kita dengan mudahnya memaksa untuk sebuah jawaban tanpa
ada syarat-syarat yang kita penuhi sebelumnya. Apakah itu pantas? Alaa kulli
hal, sungguh tiada maksud untuk merendahkan, melainkan mencoba sejenak
merenungkan apa yang sudah kita lakukan untuk mendapatkan jawaban yang indah
itu? Sudahkah kita penuhi syarat-syaratnya sebagai kewajiban kita. Dalam kehidupan
adalah melaksanakan segala perintah Nya dan menjauhi larangan Nya sebagai
syarat yang harus kita penuhi. Maka, insyaa Allah, dengan kegembiraan yang
tiada terkira Allah pun akan menjawab semua doa, semua pertanyaan dan
kegundahan hati ini dalam menapaki kehidupan.
Semoga Allah memberikan kekuatan dan pertolongan Nya untuk tetap
berhusnudzon, melaksanakan segala perintah Nya dan menjauhi segala larangan
Nya. Sehingga allah tetapak keimanan dan keislaman dalam hati ini untuk berlaku
ihsan kepada Allah dan makhluk Nya. Aamiin…
Wallahu’alam.