Dalam
perjalanan hidup setiap hamba Allah tentu tidaklah sama dan pula ditaklah mulus
seperti apa yang kita telah rencanakan. Namun perjalanan menuju akhir tujuan
kita yan mungkin saja kita lihat dari titik start menuju titik finish itu
terlihat mulus, tapi dalam kenyataannya jalan menuju titik akhir (finish)
ternya berkeloh kelok, ada menanjak, ada menurun, ada juga harus bernelok ke
kikiri sedikit kemudian lurus kembali, ada pula berbelok ke kanan kemudian
lurus kembali. Perjalan hidup seperti itulah yang sebenarnya kita jalani.
Meskipun terlihat lurus tapi ada beberapa rute jalan hidup kita yang harus di
lewati. Begitupun dengan perjalanan hidup ini tidak selamanya di atas namun
kadang pula di bawah. Tapi tidak masalah, karena sebagai hamba Allah yang
beriman tidaklah boleh berputus asa atas rahmatNya. Seperti dalam sebuah
keterangan didalam fimanNya,
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka
dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka
tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah
menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui
orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”
Ibarat seorang pria menyatakan cintanya pada seorang gadis,
pria tersebut tentu harus menunjukkan dengan perbuatan/sikap cintanya itu,
sehingga sang gadis benar-benar meyakini cintanya. Seorang mukmin pun demikian.
Ia harus menunjukkannya dengan sikap atau amal betapa ia benar-benar beriman
pada Allah SWT dan Rasul-Nya, sehingga ia menjadi mukmin sejati dan berhak
hidup bahagia dan masuk surga di akhirat kelak.
{ وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ
رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ }
Artinya : “dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya
berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum kafir “
(Q.S. Yusuf : 87)
Sebuah
bukti kasih sayang Allah kepada hambanya untuk di uji, dalam meyakinkan
keimanannya dan memang kita tidaklah boleh berputus asa. Karena Allah pun
memberikan ujian kepada kita tidak lain karena kita mampu, tidak lain karena
Allah mau meningkatkan level kita melalui ujian tersebut. Tidak jauh beda hal nya
pada saat kita bermain game ketika kita menginginkan bintang yang lebih banyak
maka ada beberapa hal yang harus kita lalui dan kalahkan didalam game tersebut.
Meskipun memang jauh perumpaannya, tapi setidaknya bahwa kita tahu bahwa untuk
mendapatkan tingkatan iman yang lebih tinggi lagi berarti harus melalui ujian
terlebih dahulu. Perumpamaan lain bahwa murid sekolah yang ingin mendapatkan
sebuah ijazah belajarnya maka ia harus melalui ujian terlebih dahulu, ketika
bisa melewati ujian itu dan kita mampu maka ijazah pun bisa kita terima. Tidak
jauh sebenarnya dengan perjalan hidup kita, dan ijazah itulah yang bisa kita
umpamakan sebagai hikmahnya.
Hidup
yang memang tak mudah semudah membalikan telapak tangan atau semudah ucapan
yang baru saja kita ucapkan. Satu hal yang kita garis bawahi apapun itu kita
harus melewati ujian ujian itu, apa boleh buat Bumi ini adalah milik Allah,
jiwa bahkan mati dan hidup ini pun untuk Allah, secara tidak langsung kita
telah membuat kesepakatan kepada Allah bahwa kiata mampu melakukan aturan yang
Allah perintahkan kepada kita. Tanpa kita sadari sebenarnya ada hikmah hikmah
yang besar dibalik ujian yang saat ini kita hadapi, yakinlah… kenapa ingatlah
bahwa Allah itu Maha Penyayang dan Maha Pengasih kemudian apakah hamba Allah
yan beriman lantas tidak Allah sayangi? Maka apapun itu hamba Allah yang
beriman itu haruslah bisa berfikir positif terus berprasangka baik kepada Allah
yang memiliki segala kebaikan tanpa ada keburukan.
Kita
tahu bahwa kita bisa merasakan sebuah makanan itu manis karena kita pernah
merasakan pahit, atau kita tahu bahwa rumah yang mewah itu mahal, kendaraan
yang bagus itu mahal atau mungkin makanan atau ice cream yang enak itu mahal,
kenapa?? Karena dibalik harga mahal itulah bahwa barang itu berkualitas, atau
ice cream itu memang enak rasanya. Tidak jauh beberda dengan kehidupan yang
berkualitas itu pun mahal dengan ujian ujian yang kita hadapi, letih, pahit
yang harus kita jalani sebagai pembayarannya,
yang jika rumah dan kendaraan atau ice cream itu dibayar dengan uang harga
mahal, hidup pun harus dibayar dengan kesabaran dan keikhlasan dalam menghadapi
ujian sebagai harga nya yang mahal.
Dan
kita tahu bahwa dibalik itu semua ada kenikmatan, ada hikmah yang bisa kita
terima. Insya Allah kita bisa, kita mampu, karena boleh saja kita kehilangan
sesuatu karena Allah, tapi jangan sampai kita kehilangan Allah karena
sesuatu..naudzubillah… semoga Allah memberikan kekuatan dan rahmat Nya kepada
kita semua aamiin..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar